SDN Karanganyar Rusak Parah, Lama Dibiarkan?
RAKYATCIREBON.ID - Tiga ruang kelas gedung Sekolah Dasar Negeri Karanganyar, Desa Karanganyar, Kecamatan Dawuan, kondisinya rusak parah. Siswa di tiga kelas yang ruangannya rusak, terpaksa belajar dalam satu ruangan bersama dengan kelas lainnya.
Kerusakan di antaranya terjadi di beberapa bagian atap yang nyaris ambruk, sebagian genteng baik depan maupun belakang sekolah sudah berjatuhan. Daun jendela dan pintu ruangan juga kusen-kusennya telah lapuk dimakan usia.
Ada juga ruang kelas yang sudah tidak berpintu, sehingga dibiarkan terbuka karena rusak. Serta langit-langit ruangan di kelas yang kini dipergunakan pun berlubang besar.
Kala hujan, air masuk ke dalam ruangan. Dinding tembok sebagian mengelupas, dan mengotori lantai.
Kepala SDN Karanganyar, Daam Sudarman mengungkapkan, ruang kelas yang rusak tersebut adalah kelas yang semula dipergunakan oleh kelas IV, V dan VI.
Untuk kegiatan belajar-mengajar, kini terpaksa menggunakan ruang kelas yang ada dibagi menjadi dua sift. Atau dalam satu ruangan dipergunakan oleh dua kelas. “Sekarang mulai tatap muka dibagi dua sift pagi dan siang,” ungkap Daam.
Pihak sekolah pun sebetulnya tidak memiliki ruang guru, karena ruang guru sebagian digunakan Sekolah Taman Kanak-kanak hingga pukul 10.00 siang. Setelah itu, guru baru bisa duduk di ruang kantor yang bersatu dengan TK.
Kerusakan ruang kelas menurut Daam, sudah berlangsung cukup lama lebih dari empat tahunan. Pihak sekolah sudah beberapa kali mengajukan permohonan perbaikan, namun belum juga terealisasi.
Padahal survei sudah dilakukan beberapa kali dari Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka. “Yang dikhawatirkan adalah ketika anak sedang belajar tiba-tiba ada material yang ambruk dan melukai anak-anak. Makanya, semua anak ketika sedang berada di sekolah disarankan untuk tidak mendekati ruangan yang rusak. Khawatir tertimpa genteng yang jatuh atau yang lainnya,” ungkap Daam.
Erni salah seorang orang tua murid menyampaikan kekhawatirannya dengan kondisi ruang kelas yang rusak tersebut. Dia berharap sekolah tempat anaknya belajar, bisa segera diperbaiki dan kondisinya bagus seperti halnya sekolah lain di wilayahnya.
“Masa sekolah lain bagus-bagus, sedangkan sekolah di desa kami dibiarkan rusak. Mending kalau rusaknya baru, ini kan sudah lama ,” ungkapnya.
Reren orang tua murid lainnya mengatakan, belajar di sekolah rusak akan membekas di pikiran anak-anak. Apalagi jika terjadi kecelakaan akibat reruntuhan bangunan. Itu akan terbawa hingga dewasa kelak.
“Saya saja pernah belajar di gedung rusak membekas hingga sekarang. Saya pikir anak-anak sekarang juga sama akan terbawa hingga usia tua nanti. Karena orang tua saya saja dulu ketika sekolah diminta membawa bata merah masih mengingatnya,” katanya.
Seorang murid Gio Maulana menyampaikan hal yang sama. Dia berharap sekolahnya layak agar memiliki kebanggaan sekolah di gedung yang bagus. (hsn)
Sumber: