Bunker Belanda di Majalengka; Kokoh, Keaslian Bangunan Terjaga
RAKYATCIREBON.ID - Bunker Belanda atau Jepang yang berlokasi di samping Markas Kodim 0617 Majalengka, menjadi salah satu lokasi wisata bersejarah yang kembali tren. Sayang, kondisinya saat ini dirusak oleh tangan-tangan jahil. Banyak sekali coretan dan gambar-gambar di dalam bunker yang merusak artistik bangunan bersejarah itu.
Didi(56) warga setempat menceritakan, jika dulunya bangunan itu merupakan sebuah bunker tentara Belanda yang berfungsi sebagai tempat pertahanan. Sekaligus untuk memata-matai warga Majalengka pada zaman penjajahan.
Menurutnya, kondisi bangunan sendiri masih terjaga keasliannya, dan tidak ada perubahan sama sekali. Dari mulai ia kecil sampai sekarang kondisinya masih tetap sama. Hanya saja jika dulu di depan bunker tersebut masih terdapat aliran sungai yang cukup deras, saat ini tidak lagi.
Seiring semakin surutnya aliran sungai dari hulunya, kondisi sungai menjadi kering dan lambat laun menjadi tanah lapang yang ditumbuhi rumput hijau.
“Waktu saya kecil dulu, saya masih sering mandi di sini. Tapi sekarang sungainya sudah mongering, bahkan sudah tumbuh rumput. Sehingga sepintas tidak seperti sungai, melainkan seperti lapangan,” ucapnya kepada Rakyat Cirebon, Jumat (27/8).
Sebelumnya, Kadisdik Kabupaten Majalengkayang juga Mantan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Lilis Yuliasih sempat menjelaskan, jika berdasarkan hasil kajian dan penelitian, diketahui kalau bunker tersebut merupakan peninggalan bangunan bersejarah. Bahkan masuk dalam cagar budaya, dan telah terdaftar pada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat.
\"Kalau menelisik sejarah, diketahui kalau bunker itu awalnya merupakan bangunan tangsi militer Belanda. Yang digunakan untuk pertahanan sekaligus memata-matai kegiatan masyarakat di Majalengka,” jelasnya.
Bangunan itu sendiri, sambung dia, terdiri dari dua bangunan utama, dengan masing masing dua pintu yang saling berhubungan satu sama lainnya. Dengan total bangunan seluas 116 meter persegi, dan berada persis di tebing sungai. Yang langsung menghadap ke Tangsi Militer Belanda saat itu (Markas Kodim sekarang, red).
“Material bangunannya didominasi batu dan bata, serta dilengkapi dengan pintu baja yang cukup tebal,” pungkasnya. (pai)
Sumber: