Sepi Pembeli karena Penyekatan, PKL Kibarkan Bendera Putih
Awalnya, kata dia, sejak diberlakukannya PPKM Darurat, ia tetap terus berjualan karena sektor usahanya masuk dalam kategori yang diperbolehkan. \"Mulanya saya tetap buka, karena saya pikir sama seperti PPKM sebelum-sebelumnya. Tetapi selama 3 hari jualan pendapatan merosot tajam, tidak dapat menutupi operasional harian,\" ungkap Agus menuturkan apa yang dirasakannya selama PPKM.
Sempat tak menyerah, lanjut Agus, tiga hari selanjutnya ia pun mencoba tetap berjualan. Namun di hari keenam, penutupan dan penyekatan jalan mulai diberlakukan. Dan dari situlah ia pun menyerah dan memilih untuk berhenti.
Tidak selesai sampai di situ, dia mencoba alternatif dengan pemesanan online, seperti melalui aplikasi GoFood dan GrabFood. Namun hasilnya pun sama saja sepi. Karena akses para driver menuju tempat usahanya tertutup.
\"Saya coba tetep buka tiga hari lagi, dan jalanan semakin sepi karena hampir semua akses jalan menuju Cipto ditutup. Dari situ sama sekali tidak ada pembeli karena penutupan jalan. Pembeli kesulitan membeli dagangan saya. Media online pun tak ada yang masuk. Karena keterbatasan akses jalan. Saya harus memutuskan untuk tutup sementara,\" lanjut Agus.
Meskipun usahanya terhenti karena penutupan jalan buntut PPKM, kata Agus, sampai saat ini pihaknya sama sekali belum merasakan adanya bantuan ataupun kepedulian dari pemerintah.
\"Seharusnya Satpol PP dan pemerintah bukan hanya keliling untuk mengimbau, merazia. Tetapi mendata dan memberi bantuan langsung secara merata ke warung-warung yang terdampak PPKM ini,\" pungkasnya. (sep)
Sumber: