Peran BUMDes Dinilai Masih Mandul
RAKYATCIREBON.ID – Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Kabupaten Cirebon masih belum terlihat perannya. Masih diam ditempat.
Padahal, Dana Desa (DD) digelontorkan cukup besar. Mestinya bisa mensupport untuk pengembangannya. Karena desa mempunyai kemampuan mencanangkan anggaran.
Hal itu sebagaimana disampaikan Wakil Ketua Komisi I DPRD Kabupaten Cirebon, Diah Irwany Indriyati SAP. \"Boleh saja. Silakan. Desa bisa mencanangkan. Misalnya pertahunnya Rp10 juta atau Rp100 juta,\" ungkap Diah, Kamis (22/4).
Makanya, tutur politisi Golkar itu, Kepala desa dituntut harus inovatif dalam menjalankan anggaran-anggaran desa. Yang terjadi saat ini, peran BUMDes buram. Masih senang dengan simpan pinjam untuk permodalan. Hasilnya, nihil.
\"Ya belum terlihat. Masih senang dengan itu (Simpan Pinjam, red),\" kata Diah.
Padahal, demi kemanfaatan bagi masyarakat, tidak mesti simpan pinjam. Misalnya saja, tutur politisi yang juga mantan kuwu itu, desa mengadakan koperasi. Pengadaan 9 bahan pokok untuk diperjual belikan kepada masyarakat.
Memang, kata Diah, untuk praktik simpan pinjam, ketika kepala desanya mempunyai ketegasan, bisa berkembang. Modal tersebut, bukan untuk konsumtif, tapi benar-benar untuk usaha.
Disalurkankannya, secara bergulir. Dari kelompok ke kelompok lainnya. Masing-masing kelompok mempunyai kewajiban untuk mengebalikan.
\"Itu kalau BUMDes dilakukan dengan baik dan benar. Bisa menciptakan lapangan pekerjaan. Dengan memperbanyak unit usaha. Pengangguran didesa bisa berkurang,\" terang dia.
Makanya pengurus melaksanakan programnya dengan benar. Kuwunya profesional membina BUMDesnya. Dengan pengawasan ketat dari BPDnya.
Untuk memacunya, perlu peran serta dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) Kabupaten Cirebon. Turut serta memberikan reward.
\"Bagi BUMDes yang mampu, menjalankan BUMDesnya dengan baik dan benar. Sesuai tatanan yang berlaku didesa masing-masing,” kata dia.
Terpisah Ketua Internasional Council For Small Business (ICSB) Kabupaten Cirebon, Hamzah Fansuri menilai potensi Bumdes cukup besar di Kabupaten Cirebon. Hanya saja, dari total 383 BUMDes yang diketahuinya, tidak sedikit yang “layu” sebelum berkembang. Penyebabnya, lantaran tidak focus pada pematangan SDA dan SDM.
Selain itu, model pemasaran maupun model bisnisnya belum bisa menentukan. Artinya planning model bisnisnya seperti apa. Padahal kadar itu, harus ditentukan. Agar bisa meminimalisasi kegagalan.
Sumber: