Kain Tenun Gadod Jadi Ikon Lokal Majalengka
RAKYATCIREBON.ID - Cara pembuatannya memang masih tradisional. Alat-alat pemintal benangnya pun masih dari kayu-kayu yang hanya dibentuk secara khusus. Tapi percayalah, saat ini telah ada titik cerah untuk mengangkat potensi lokal Majalengka dari sisi kerajinan menenun.
Kain Tenun Gadod Desa Nunuk Baru, Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka mulai dikenalkan dalam acara seremonial. Setidaknya, saya melihatnya di acara pelantikan pengurus Kamar Dagang dan Industri (Kadin) di Ballroom Hotel Fitra, dua hari sebelum menjalankan ibadah puasa, tepatnya, Ahad, 11 April 2021 lalu.
Ada Emak Maya, perempuan paruh baya yang usianya telah senja. Dia lahir tahun 1940-an. Di depan Emak Maya ada alat-alat menenun yang rumit. Terdiri dari beberapa palang kayu beda ukuran. Satu palang kayu itu ada namanya. Masing-masing punya namanya sendiri-sendiri.
Diceritakan, Emak Maya ini sejak dirinya masih kecil telah terbiasa menenun Kain Tenun Gadod. Di Desa Nunuk Baru Maja, memang banyak tumbuhan kapas yang khusus untuk bahan pembuatan benang. Benang tersebut nantinya akan dipintal oleh alat khusus, sehingga menjadi kain.
Di samping Emak Maya, terlihat duduk seorang perempuan muda milenial, namanya Siti Khodijah, masih usia 20 tahun. Dia tadinya mau menyebutkan nama-nama palang kayu yang menjadi alat menenun Kain Tenun Gadod khas Nunuk Baru Kecamatan Maja itu. Namun, situasi acara dalam gedung Ballroom Fitra Hotel itu tak memungkinkan untuk ngobrol panjang.
“Untuk satu Kain Tenun Gadod ini bisa selesai antara tiga minggu hingga satu bulan, dengan ukuran panjang kain dua meter lebih,” ungkapnya.
Siti menambahkan, selain alat menenun Kain Gadod, ada kincir benang. Kincir benang tersebut akan mengubah bahan baku kapas putih menjadi benang. Benang tersebut nantinya akan disusun dengan alat khusus yang digunakan Emak Maya untuk proses menenun.
“Ini namanya Kincir Benang, fungsinya menjadikan kapas-kapas menjadi benang yang kuat. Pokoknya semua serba tradisional untuk Kain Tenun Gadod ini,” ujarnya sambil tersenyum, terlihat dari sorot matanya. Mulut dan hidungnya tertutup masker.
Siti menjelaskan, dulu, memang belum ada generasi anak muda yang mau menekuni kerajinan Kain Tenun Gadod, namun saat ini, sudah mulai ada generasi baru yang akan meneruskannya.
“Saya tetangga Emak Maya, kebetulan saya orang Nunuk Baru Maja. Ingin memajukan Kain Tenun Gadod Nunuk Baru ini lebih dikenal lagi. Potensi Kain Tenun Gadod menjanjikan,” ungkapnya.
Kain Tenun Gadod Nunuk Baru ini, memang merupakan kain samping yang bisa dimanfaatkan untuk busana. Hanya saja, sebagian di antara warga Nunuk Baru, terkadang menjadikannya untuk kain kafan.
Proses untuk membuat Kain Tenun Gadod khusus untuk kafan ini, membutuhkan lebih banyak benang, sehingga prosesnya menjadi tambah lama. (hsn)
Sumber: