Ketua DPRD Kuningan: Kenaikan Tunjangan Bukan Keinginan Kita
RAKYATCIREBON.ID - Ketua DPRD Kuningan Nuzul Rachdy angkat bicara soal bola panas isu kenaikan tunjangan anggota dewan. Menurutnya, bukan menaikan tunjangan, tapi dewan mengajukan appraisal dari lembaga independen yang menghitung tentang kelayakan, kepatutan, tunjangan perumahan.
“Kenaikan tunjangan bukan keinginan kita. Kita minta ke appraisal ini benar gak perhitungannya dibandingkan daerah lain. Tunjangan perumahan kita paling kecil, makanya kita minta,” kata Zul kepada Rakyat Cirebon.
Menurut Zul, penilaian dari tim appraisal sendiri sudah keluar. Masing-masing berbeda mulai dari ketua, wakil ketua dan anggota. Untuk ketua Rp26 juta yang sebelumnya Rp17 juta.
“Kami serahkan hasil kajian tim appraisal ke Pemda Kuningan. Ini hasil kajian akademis dan ini belum final. Tinggal nanti Pemda Kuningan seperti apa,” ujarnya.
Sedangkan untuk transportasi, kata Zul, yang diminta wakil ketua untuk dikembalikan dan akan diganti dengan tunjangan, dirinya sendiri masih butuh konsultasi karena kendaraan dinas ini adalah simbol lembaga.
Kalau Pemkab Kuningan tidak sanggup, pihaknya pun mempertanyakan bentuk ketidaksanggupannya seperti apa. Karena kelayakan dan kepatutan itu sudah dihitung oleh appraisal. “Biaya kajian tim appraisal ini dibiayai Sekretariat DPRD. Kajiannya itu sampai satu buku,” jelasnya.
Terpisah, Ketua Umum PP Pemuda PUI, Kana Kurniawan mengatakan, permintaan kenaikan tunjangan di tengah pandemi sungguh terlalu. Dewan hanya memikirkan kepentingan sendiri tanpa melihat situasi kondisi. Di mana kepekaan sosial anggota dewan Kuningan dalam menjalankan nilai-nilai Pancasila.
“Anggota DPRD jangan-jangan tidak meyakini nilai-nilai universal Pancasila. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab serta Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia,” katanya.
Dengan kondisi keuangan defisit, kata Kana, jelas harus ditolak karena ini permintaan auto akal sehat. Bagaimana perasaan para wakil rakyat yang lebih dari cukup fasilitas selama ini mengemis tunjangan.
“Seperti tidak melihat beban hidup rakyat kebanyakan yang sedang berjuang mempertahankan hidup. Ada yang frustrasi, gantung diri, kriminal, stress,” ketusnya. (ale)
Sumber: