Import Beras Bikin Petani Galau

Import Beras Bikin Petani Galau

RAKYATCIREBON.ID – Wacana impor 1 juta ton beras membuat resah. Para petani pun mengeluhkannya kepada wakil rakyat. Wakil Ketua DPRD Kabupaten Cirebon, Rudiana SE mengaku, telah menyerap aspirasi dari banyak petani. Mereka mengeluhkan tentang wacana itu. Sebagai wakil rakyat yang juga sebagai petani, dirinya pun mendorong dan menyuarakan penolakan.

\"Rencana impor beras oleh pemerintah pusat membuat harga gabah anjlok. Banyak petani yang mengeluh ke kita. Kami harus kompak menolaknya,\" Rudiana, Kamis (25/3).

Pasalnya, saat ini petani sedang memasuki masa panen, sehingga stok beras yang dimiliki sudah sangatlah cukup. Menurutnya para petani saat musim tanam sudah terkendala dengan langkanya pupuk subsidi. Kalaupun ada, harga pupuk nonsubsidi cukup mahal, belum lagi petani yang areal sawahnya terkena banjir.

\"Kini giliran mereka akan panen mendengar rencana akan adanya Import beras tentunya membuat harga gabah di lapangan anjlok. Sehingga pendapatan yang diharapkan dari hasil sawah mereka tidak sesuai yang mereka harapkan,\" tuturnya.

Pria yang menjabat Bendahara DPC PDI Perjuangan Kabupaten Cirebon ini melanjutkan, jika import beras tetap dilakukan, kerugian petani sudah didepan mata. Karena, biaya produksi tanaman padi, cost yang dikeluarkan lebih besar dibandingkan pendapatan petani saat panen.

Pemerintah pusat seharusnya menggalakkan gerakan menanam dan makan sumber pangan pendamping beras. Hal itu penting diterapkan. sebagai upaya agar Indonesia tidak perlu impor beras.

“Jalan berdikari dalam pangan harus dibangun dengan penuh rasa percaya diri, di manapun tugas menteri perdagangan itu harusnya menitikberatkan untuk mendorong ekspor. Jadi sangat aneh, di tengah pandemi yang seharusnya menghemat devisa, Menteri Perdagangan malah terus ngotot kampanye impor beras,\" katanya.

Seperti diketahui, Pemerintah Pusat melalui Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perekonomian berencana  bakal mengimpor beras dari Thailand sebanyak 1 juta ton. Bahkan sudah ada MoU atas rencana tersebut. Namun, impor beras belum dilakukan saja, harga gabah sudah turun drastis.

Informasi yang dihimpun menyebutkan, harga gabah sekarang hanya Rp 3.500 perkilogramnya dari yang sebelumnya mencapai Rp 4.500-5.000 perkilogramnya. Hal itu yang membuat sejumlah petani mengeluh atas wacana impor beras tersebut. (zen)

Sumber: