1.076 Rumah Terendam, Bakung Kidul Terisolasi

1.076 Rumah Terendam, Bakung Kidul Terisolasi

RAKYATCIREBON.ID - Intensitas hujan yang terjadi dalam dua hari terakhir, membuat sejumlah sungai di Kabupaten Cirebon meluap. Kondisi itu terjadi, karena debit air tinggi ditambah banyaknya sungai yang mengalami pendangkalan. Sehingga, air tak terbendung dan limpas ke pemukiman warga. Selain itu, rob air laut juga menyebabkan genangan air tidak cepat surut.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cirebon, Alex Suheriyawan menyebut, sejumlah desa yang terendam banjir berada di delapan kecamatan di Kabupaten Cirebon. Ketinggian air di sejumlah wilayah tersebut bervariasi, dari mulai 20 cm sampai 80 cm.

Di Kecamatan Susukan, banjir menerjang Desa Bunder, Gintung Lor dan Desa Bojong Kulon. Kemudian di Kecamatan Plered, banjir menerjang Desa Gamel yang sebelumnya pada Januari juga pernah diterjang banjir.

Kemudian, banjir juga terjadi di Desa Jemaras Kidul, Kecamatan Klangenan. Genangan air di wilayah desa tersebut mencapai 40 cm. Alex mengungkapkan, penyebab banjir di wilayah tersebut karena faktor intensitas curah hujan yang tinggi dan meluapnya Sungai Daun Kalong.

\"Sampai saat ini, kita masih siaga karena curah hujan masih tinggi dan debit air sungai di sejumlah wilayah di Kabupaten Cirebon juga masih terpantau tinggi,\" jelasnya, kemarin.

Selain wilayah Klangenan, banjir juga merendam pemukiman warga di Desa Dawuan. Ada sekitar 217 rumah yang terdampak banjir dengan ketinggian air mencapai 50 cm. Kemudian, di Kecamatan Gunung Jati, banjir juga menerjang wilayah Blok Maja Desa Jatimerta yang mengakibatkan 90 rumah terendam dengan ketinggian air mencapai 40 cm.

Sedangkan di Kecamatan Panguragan, banjir juga terjadi di Desa Panguragan Wetan dan menyebabkan 74 rumah terendam. Wilayah terakhir yang diterjang banjir pada Minggu (7/1) juga terjadi di Desa Gunungsari, Kecamatan Waled.

\"Total dari data sementara yang masuk ada 1.076 rumah dan 3.183 jiwa terdampak. Data masih dinamis karena ada beberapa wilayah yang datanya belum  masuk semua,\" paparnya.

Hingga Senin (8/2) kemarin, banjir masih menggenangi Desa Susukan dan Bojong Kulon di wilayah Kecamatan Susukan. Seorang warga setempat, Sumadi (42) mengatakan, banjir yang terjadi di Desa Susukan terjadi sejak Senin (8/2) dini hari. Air tiba-tiba masuk ke pemukiman dari luapan sungai yang berada di desa tersebut. Ia menyebut, banjir sudah menjadi langganan di desanya. \"Kalau datang banjir ya terpaksa ke rumah saudara dulu,\" katanya.

Sedangkan di Desa Bayalangu Lor, Kecamatan Gegesik, sedikitnya 112 rumah warga desa tersebut terendam air. Ketinggian air yang masuk ke rumah-rumah warga sekitar 20 cm. Begitu pun di jalan raya Arjawinangun-Gegesik, tepatnya di Desa Bayalangu Kidul, Kecamatan Gegesik, hingga Senin air masih berkisar 30 sampai 50 cm. Akibatnya, tidak sedikit pengendara sepeda motor dari arah Arjawinangun menuju Gegesik maupun sebaliknya, terpaksa harus berputar balik meskipun jarak tempuhnya menjadi lebih jauh. Hal itu ditempuh demi menghindari risiko mogok akibat banjir.

BAKUNG KIDUL TERISOLASI

Sementara itu, banjir mengakibatkan Blok Kibongkok Desa Bakung Kidul, Kecamatan Jamblang, Kabupaten Cirebon terisolasi. Banjir berawal dari aliran air sungai dari Dukupuntang menuju Bondet, Kecamatan Gunung Jati. Tepatnya di Blok Buntalan, Desa Orimalang, Kecamatan Jamblang. Airnya meluap. Hingga menggenangi perumahan warga.

Banjir itu pun telah mengisolasi daerah itu. Akses jalan yang menghubungkan daerah itu terendam. Ketinggiannya mencapai pinggang orang dewasa. Sedangkan aliran air sungai di jembatan Blok Slambitan, Desa Danamulya, Kecamatan Plumbon, ketinggiannya mencapai jembatan.

Warga setempat, Amanah mengatakan, ketika hujan dalam kurun waktu yang lama, sungai kerapkali meluap. Air luapannya melewati sungai/kali mati. 

Sumber: