YIFoS Gagas Cocok Tanam di Tengah Pandemi

YIFoS Gagas Cocok Tanam di Tengah Pandemi

RAKYATCIREBON.ID – Berdiam diri di tengah Pandemi Covid-19 bukan pilihan bagi sekelompok anak muda ragam gender yang tergabung dalam Youth Interfaith Forum on Sexuality (YIFoS). Mereka memanfaatkan waktu luang dengan bercocok tanam. Suatu kegiatan kaya manfaat sekaligus menyenangkan.

Pandemi Covid-19 sempat melumpuhkan aktivitas masyarakat. Lantaran di berbagai daerah diberlakukan pembatasan sosial. Sehingga tak banyak yang bisa dilakukan di luar rumah. Aktivitas berkebun dan becocok tanampun jadi pilihan menarik.

Kordinator Nasional YIFoS, Jihan Fairuz menjelaskan, sejak Juni 2020, cocok tanam yang diinisiasi YIFoS ini diikuti 84 peserta yang terkena dampak Covid-19. Kegiatan dilakukan di 7 daerah seperti Jakarta, Bogor, Surabaya, Maumere, Majalengka, Bandung dan Medan sejak Juni 2020.

Mereka diberi bibit tanaman dan media tanaman. Namun training dan konsultasi bercocok tanam dipusatkan secara virtual melibatkan trainer dari Yayasan Wangsakerta Cirebon.  

\"Bercocok tanam karena bisa dilakukan di area tak jauh dari rumah, memanfaatkan potensi lahan tidur yang ada di sekitar rumah yang tidak harus luas tapi bisa juga memaksimalkan pekarangan misalnya,\" ungkap Jihan.

Jihan melanjutkan, peserta bercocok tanam tak hanya dikenalkan pada teknik bercocok tanam untuk tanaman hortikultura. Juga diberi pemahaman mengenai perawatan tanaman  meliputi antisipasi hama pengganggu serta penggunaan pupuk organik sebagai sumber nutrisi tanaman.

Hasil bercocok tanam ini berupa sayuran yang dipanen bersama komunitas disabilitas. Selain dikonsumsi sendiri oleh peserta, hasil panen juga disebarkan kepada warga dan kelompok rentan yang terimbas Covid-19 sejak Agustus lalu.

\"Sebetulnya yang ingin dibangun dari kegiatan ini adalah kesadaran bahwa ada alternatif lain untuk komunitas mencoba berdaya. Harapan kami kompetensi bersama-sama dalam bercocok tanam ini terus dilanjutkan dan bisa dikembangkan ke area pasca panen, mengolah hasil panen menjadi produk yang lebih bernilai,\" ucapnya.

Jihan menambahkan, YIFoS sengaja mengisiasi kegiatan cocok tanam. Selain berguna sebagai pemenuhan kebutuhan pangan bagi peserta dan warga sekitar juga bertujuan untuk  memanfaatkan lahan tak produktif yang ada di sekitar rumah.

\"Hasilnya pun bisa langsung dirasakan oleh sendiri, dan dirasa paling mungkin dilakukan dalam koridor protokol kesehatan, bisa jaga jarak dan sebagainya,\" ujar Jihan.

\"\"
PANEN. Salah satu peserta cocok tanam yang digagas YIFoS memetik hasil panen.

Pasalnya selama program berlangsung, peserta juga tetap dipandu guna mengetahui perkembangan cocok tanamnya. “Penerima manfaat melakukan monitoring via WA untuk update proses bercocok tanam juga melalui form monitoring,” tegas Jihan.

Sementara itu, Founder Yayasan Wangsakerta Cirebon, Farida Mahri menyambut baik minat anak muda dalam bercocok tanam. Apalagi saat ini, anak muda yang menjadi pegiat pertanian masih sedikit. Yayasan Wangsakerta yang digawanginya memang menjadi sarana belajar bagi anak muda untuk melestarikan lingkungan.

Salah satu peserta, Bunga menjelaskan, ikut dalam program cocok tanam yang diinisiasi YIFoS membuatnya bisa menyalurkan hobi serta sumbangsinya dalam menjaga lingkungan. “Saya juga bisa menumbuhkan rasa cinta kasih alam dan tumbuhan yang selama ini menjadi komoditas pangan dan bahan pokok di Indonesia,” jelas transpuan asal Bogor itu.

Sama halnya Gola, peserta cocok tanam asal Bogor. Menurutnya, masa Pandemi Covid-19 dapat dimanfaatkan untuk lebih dekat dengan alam. “Lingkungan ini harus kita jaga bersama serta terus mengembangkan apa yang selema ini kita tanam dan menemukan cara dalam merawat di berbagai kondisi alam,” terangnya. (wan)

Sumber: