Luthfi Dinilai Gagal Pimpin PKB

RAKYATCIREBON.ID - HM Luthfi MSi mulai digoyang. Ia dinilai gagal memimpin PKB Kabupaten Cirebon. Kader-kadernya tidak lagi solid. Terpecah belah. Jauh dibandingkan dengan masa tokoh Pesantren Gedongan (alm) KH Mukhlas Dimyathi. Penilaian tersebut disampaikan oleh kader PKB Sofi Sofiyullah.
“Banyak keluhan dari internal PKB Kabupaten Cirebon yang saya terima. Mereka sudah banyak yang kecewa atas kepemimpinan Luthfi,” kata Sofi Sofiyullah kepada Rakyat Cirebon, Minggu (25/10).
Mestinya, kata Sofi, Luthfi yang kini menjadi ketua DPRD Kabupaten Cirebon itu tidak “memukul” kadernya. Demi kebaikan PKB di masa mendatang. Menurutnya, sejauh ini banyak yang sudah terang-terangan mengungkapkan kekecewaannya kepada Luthfi. Bahkan dianggap hanya menggerogoti PKB. Janji yang diumbar kepada para kader pun tidak pernah direalisasikan untuk kemajuan partainya.
Sebagai putra daerah, sekaligus dzurriyah atau keturunan di Pesantren Gedongan dan juga masih memiliki hubungan saudara dengan KH Mukhlas Dimyathi, Sofi merasa tergugah. Untuk membenahi kondisi PKB di Kabupaten Cirebon. Sebab, kata dia, jika dibiarkan, bisa semakin berantakan.
“Maka saya berpikir harus turun gunung untuk mengabdikan diri ke PKB di Kabupaten Cirebon dan meneruskan trah Abah Mukhlas di PKB. Untuk membenahi internal PKB. Perlu dicatat, Abah Mukhlas tidak pernah menitipkan atau mewariskan PKB ke Luthfi,” kata pria yang menjadi Stafsus Menteri Tenaga Kerja RI itu.
Bahkan, kata dia, kondisi di Fraksi PKB DPRD Kabupaten Cirebon terkotak-kotak. Tidak satu suara dengan Luthfi. Mereka banyak yang menentang dan memberontak atas tekanan Luthfi. Tidak hanya kepada para kader, Sofi juga menyebut Luthfi tidak bisa merangkul media yang telah membawa namanya dikenal publik.
Hal itu, lanjut pria yang sudah go internasional ini, menandakan Luthfi gagal dalam memimpin. Baik selama menjadi ketua DPC PKB maupun ketua DPRD Kabupaten Cirebon. “Harusnya mengakomodir semuanya, kenapa juga harus menghindari media. Kita bisa besar itu dari media. Kita punya prinsip, \'mengkonon sih mengkonon, tapi aja mengkonon temen\',” kata Sofi.
Musyawarah Cabang (Muscab) DPC PKB Kabupaten Cirebon yang rencananya digelar tahun ini, membuat dirinya semakin semangat untuk maju mencalonkan diri. Hal itu dilakukan agar internal PKB solid dan mampu membawa kemajuan PKB di daerah ini. Karena, meski kursi PKB di DPRD Kabupaten Cirebon mendominasi, tak menutup kemungkinan bisa anjlok jika kondisinya tidak segera dibenahi.
“Sebagai putra daerah, saya siap membenahi dan membangun PKB Kabupaten Cirebon. Alhamdulillah, saya juga sudah dapat restu dari para tokoh PKB, baik yang di DPW, DPP, serta para kader senior di Kabupaten Cirebon,” ujar Sofi.
Hal serupa disampaikan salah satu kader internal DPC PKB Kabupaten Cirebon. Menurutnya, sepeninggal KH Mukhlas Dimyathi, para kader kehilangan sosok pengayom. Luthfi, kata dia, menganggap dirinya sebagai pengganti Kiai Mukhlas yang dalam kepemimpinannya semau dia. “Bahkan Luthfi menganggap PKB maupun DPRD sebagai perusahaan yang seenaknya dia mau berbuat apa,” tuturnya, sembari meminta agar namanya tak dikorankan.
Padahal, kemenangan PKB saat ini, bukanlah atas jerih payahnya, di masa memimpin PKB. “Dan perlu diingat, kemenangan PKB di Kabupaten Cirebon bukanlah atas jerih-payah Luthfi, karena dia tidak bekerja saat pileg. Tapi karena keberuntungan saja, calon wakil presiden RI saat Pilpres 2019 dari PKB,” katanya.
Sementara itu, hingga berita ini ditulis tadi malam, Luthfi masih sulit dimintai konfirmasi. Dihubungi koran ini melalui pesan WhatsApp, Luthfi tidak memberikan jawaban apapun. (zen)
Sumber: