SSE Cetak Rekor MURI, IAIN Cirebon Sumbang 3.065 Peserta
RAKYATCIREBON.ID - Pelaksanaan Ujian Masuk Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (UM-PTKIN) secara online menggunakan Sistem Seleksi Elektronik (SSE) mendapat penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI).
Penghargaan ini diserahkan dalam acara malam anugerah dan Rapat Kelulusan UM-PTKIN 2020 kepada Panitia Nasional UM-PTKIN di Jakarta, Jumat (21/8).
Berdasarkan data dari Panitia Nasional UM-PTKIN, jumlah yang berhak mengikuti ujian SSE 132.929 peserta. Sedangkan yang mengikuti tes SSE sebanyak 118.414 peserta atau dengan tingkat partisipasi sebesar 89,08 persen.
Kendati dalam situasi pandemi, namun tidak menurunkan animo peserta untuk mendaftar melalui UM-PTKIN. Bahkan, tercatat setiap tahunnya ujian ini terus mengalami peningkatan. Seperti pada tahun 2018 ada sebanyak 103.444 pendaftar, tahun 2019 ada sebanyak 122.981 pendaftar, dan tahun 2020 ini ada 135.444 pendaftar.
Menteri Agama (Menag) RI Jenderal TNI (Purn) Fachrul Razi mengapresiasi atas penghargaan tersebut. Menurutnya, inovasi yang dilakukan PTKIN ini merupakan terobosan dalam menyesuaikan dengan kondisi dan perkembangan teknologi.
“Inovasi (tes UM PTKIN) dengan SSE dilaksanakan sukses. Kita bangga atas ini. Langkah-langkah seperti ujian online ini perlu dibenahi agar lebih baik,” ujar Menag saat memberi arahan dihadapan para pimpinan PTKIN.
Dia mengaku banyak menerima masukan dari para rektor dan pimpinan PTKIN. Menurutnya, para rektor tersebut seperti staf khusus yang bersedia memberikan pemikiran-pemikiran yang cerdas dan langkah-langkah yang dapat dilakukan ke depan.
Seperti diketahui, dari jumlah pendaftar UM-PTKIN tahun 2020 secara nasional yang berjumlah 135.444 itu, ada sebanyak 3.065 peserta yang mendaftar di IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Bahkan, kampus ini menduduki posisi keempat sebagai kampus paling diminati tingkat IAIN di seluruh Indonesia.
Kabag Akademik, Kemahasiswaan dan Alumni IAIN Cirebon, Kamalul Iman Billah SAg MA Mak mengatakan, IAIN Cirebon menyumbang 3.065 pendaftar. Pengumuman kelulusannya pada Senin (24/8)..
“Alhamdulillah sampai hari keempat pelaksanaan UM-PTKIN dengan SSE sudah berjalan dengan baik,” tukas dia.
Biasanya, lanjut Kamal, jika situasi normal, maka mereka akan mengikuti proses ujian di kampus yang telah mereka pilih sesuai jadwal yang telah ditentukan. Namun, karena saat ini dalam kondisi pandemi Covid-19, maka panitia pusat di UIN Sunan Gunung Djati Bandung menetapkan UM-PTKIN dilaksanakan secara online.
“Sama seperti offline, dalam pelaksanaan online ini juga para peserta diberikan jadwal, yaitu hari, tanggal, dan sesinya. Namun pelaksanaannya di rumah masing-masing dengan persyaratan yang sangat ketat. Jadi misalnya mereka duduk mengikuti ujian ini dengan menggunakan HP atau laptop dan di sekelilingnya dalam radius 3 meter tidak boleh ada orang lain,” katanya.
Karena, Kamal mengungkapkan, sebagai panitia lokal, dalam hal ini di IAIN Syekh Nurjati Cirebon, pihaknya dapat mengetahui setiap gerak-gerik yang dilakukan mahasiswa. Untuk itu, jika ada orang asing datang ke tempat peserta ini, maka yang bersangkutan akan mendapat teguran. Bahkan, jika sampai 3 kali yang bersangkutan tetap melakukan hal tersebut, maka peserta tersebut akan di blok oleh pantia.
“Jadi pengawasan yang dilakukan online ini sama seperti online. Hanya saja dalam pelaksanaan online ini pengawasannya melalui kamera,” terang Kamal.
Sumber: