LP2M Gagas Gemmar Mengaji, Pelaksanaannya Tunggu Covid-19 Reda

LP2M Gagas Gemmar Mengaji, Pelaksanaannya Tunggu Covid-19 Reda

RAKYATCIREBON.ID - Sebagai salah satu bentuk pengabdian kampus terhadap masyarakat, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada  Masyarakat (LP2M) IAIN Syekh Nurjati Cirebon meluncurkan program Gerakan Masyarakat Magrib Mengaji (Gemmar Mengaji) yang akan diterapkan disejumlah masjid di Kota Cirebon. 

Ketua LP2M IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Dr H Ahmad Yani MAg mengungkapkan, hanya pelaksanaan program tersebut nampaknya sedikit terkendala akibat pandemi Covid-19 yang tengah mewabah di sejumlah wilayah, tak terkecuali di Kota Cirebon. 

Kendati demikian, pria yang akrab disapa Kang Yani ini menjelaskan, beberapa tahapan terkait pelaksanaan program tersebut tetap akan dimulai dalam waktu dekat ini. “Program ini akan diawali dengan rekruitmen ustadz atau guru ngaji, ini kan bisa memakai google form. Dan itu akan kami mulai laksanakan,” ungkapnya, kemarin.

Program tersebut akan melibatkan mahasiswa IAIN Cirebon sebagai pengajar ngaji. Syaratnya yakni lulus baca tulis Al-Quran ditandai dengan sertifikat dari Pusat Pengembangan dan Tilawatil Quran (PPTQ). “Standarnya di IAIN itu Iulus PPTQ aja, trus ada sertiflkat belajar metode iqro atau qiroati,” ujar Yani.

Selanjutnya, lanjut dia, pihaknya juga akan melakukan observasi masjid yang akan menjadi sasaran dan masjid yang telah menjadi sasaran. Untuk hal ini, pihaknya juga akan melakukannya dengan segera, karena pihaknya telah mempunyai data terkait keberadaan sekitar 400 masjid yang ada di Kota Cirebon.

Pendafataran guru ngaji bisa melalui online. Dengan membuat video pendek dan merekam yang calon guru saat mengaji. Pasalnya, kata dia, jika hal itu direkam hanya menggunakan suara, bisa saja mereka menggunakan suara orang lain saat mengaji. 

“Mereka membuat video pendek saat mengaji kemudian dikirim. Soalnya kalo voice record bisa saja mereka pakai suara orang lain. Tahapan itu bisa melalui online, karena saat  ini situasinya sedang begini (pandemi Covid19),” kata dia.

Namun, pihaknya tetap optimis pelaksanaan program tersebut dapat berjalan tahun ini, yaitu sekitar 3 sampai 4 bulan lagi menunggu situasi normal kembali. (wan)

Sumber: