Penyandang Disabilitas Staf Khusus Jokowi, Angkie Yudistia: Disabilitas Bukan Minoritas

Penyandang Disabilitas Staf Khusus Jokowi, Angkie Yudistia: Disabilitas Bukan Minoritas

ANGKIE Yudistia akhir-akhir ini menjadi sosok yang banyak dibicarakan di banyak media masa. Wanita kelahiran Medan, 5 Juni 1987 ini adalah seorang CEO dan Founder untuk perusahaanya sendiri bernama Thisable Enterprise yang menjadi rumah untuk para penyandang disabilitas yang juga ingin sukses menjadi seorang pengusaha.

Angkie, pendengarannya mulai menghilang saat perempuan berhijab itu menginjak usia 10 tahun.

Diduga hal tersebut terjadi tak lepas dari \"kesalahan\" penggunaan obat-obatan saat dia terserang beberapa penyakit, termasuk malaria. Kejadian itu sempat membuatnya terpukul dan merasa tidak percaya diri.

Namun, dukungan yang kuat dari keluarga dan orang-orang terdekat, terutama sang ibunda, secara perlahan berhasil membangkitkannya dari keterpurukan.

Angkie menyelesaikan pendidikan sekolah menengah atas di SMA Negeri 2 Bogor. Kemudian putri pasangan Hadi Sanjoto dan Indiarty Kaharman ini melanjutkan pendidikan dengan berkuliah di fakultas komunikasi di London School of Public Relations Jakarta. Di kampus ini pula perempuan yang dikenal gemar menulis tersebut meraih gelar masternya pada 2010.

Pada 2008, perempuan yang menjalani aktivitas dengan menggunakan alat bantu pendengaran itu mengikuti ajang Abang None Jakarta dan berhasil terpilih sebagai salah satu finalis dari daerah pemilihan Jakarta Barat.

Masih di tahun yang sama, dia juga sukses menyabet penghargaan sebagai The Most Fearless Female Cosmopolitan 2008. Angkie terus berkarya mewujudkan satu demi satu mimpinya.

Di tahun 2011, dia menelurkan sebuah buku berjudul \"Perempuan Tunarungu Menembus Batas.\" Buku keduanya yang berjudul \"Setinggi Langit\" terbit di pasaran selang dua tahun kemudian.

Di tahun 2019, Angkie meluncurkan buku ketiganya berjudul \"Become Rich as Sociopreneur\". Masih di tahun 2011, perempuan yang aktif berkegiatan di Yayasan Tunarungu Sehjira sejak 2009 itu kemudian mendirikan sebuah perusahaan bernama Thisable Enterprise.

Sebelumnya, Angkie pernah bekerja di beberapa perusahaan besar seperti IBM Indonesia dan Geo Link Nusantara, hingga akhirnya memutuskan mendirikan Thisable Enterprise. Angkie mendirikan lembaga tersebut dengan tujuan untuk memberdayakan kelompok disabilitas Indonesia agar memiliki kemampuan dan keterampilan, dan menyalurkannya ke dunia kerja, terutama dalam industri ekonomi kreatif.

Menurut dia, saat ini kelompok disabilitas masih kesulitan dalam memperoleh pekerjaan. Angkie berharap lewat keberadaan Thisable Enterprise, kalangan disabilitas mampu bersaing dalam dunia kerja sehingga perekonomian mereka dapat terangkat dengan baik.

\"Aku tahu sulitnya mendapatkan pekerjaan. Mengerti rasanya dengan bagaimana harus bertahan hidup di antara sulitnya akses menjadi minoritas. Tapi aku berusaha untuk selalu percaya bahwa setiap disabilitas memiliki peran masing-masing dalam pengembangan. Diakui menjadi warga yang setara adalah impian setiap disabilitas dan aku berusaha untuk menjadikan itu nyata,\" tutur Angkie dalam sebuah wawancara.

Thisable Enterprise kini telah berkembang menjadi sebuah grup yang membawahi Thisable foundation, Thisable Recruitment, serta Thisable Digital. Melalui perusahaan-perusahaan tersebut, Angkie menyediakan pelatihan bagi SDM disabilitas agar dapat bekerja secara vokasional dan profesional.

Pada 2017 lalu, perusahaan tersebut menggandeng Go-Jek sebagai mitra bisnis, di mana para penyandang disabilitas di bawah naungan Thisable Enterprise disalurkan untuk menjadi tenaga pekerja pada sejumlah layanan Go-Jek, seperti Go-Massage, Go-Clean, Go-auto, maupun Go-Glam, disesuaikan dengan kemampuan masing-masing disabilitas.

Sumber: