Penyandang Disabilitas Staf Khusus Jokowi, Angkie Yudistia: Disabilitas Bukan Minoritas
Thisable Enterprise juga diketahui mengeluarkan sejumlah produk retail, khususnya di bidang perawatan tubuh, seperti sabun dan kosmetik kecantikan.
Perempuan yang pada 2019 berhasil memperoleh penghargaan Asia\'s Top Outstanding Women Marketeer of The Year dari Asia Marketing Federation itu mengaku bersyukur atas kesempatan yang diberikan Presiden Jokowi terhadap dirinya menjadi salah satu anggota Staf Khusus Presiden.
Ia bertekad tidak akan menyia-nyiakan kesempatan tersebut dengan sepenuh hati membantu Jokowi mewujudkan misi menuju Indonesia inklusif yang lebih ramah disabilitas.
\"Sudah waktunya disabilitas bukan kelompok minoritas tetapi kita dianggap setara,\" ucap Angkie.
Ia menjadi salah satu staf khusus yang diumumkan Presiden Joko Widodo pada Kamis (21/11/2019) lalu.
\"Angkie Yudistia, usia 32 tahun adalah anak muda penyandang disabilitas yang aktif bergerak di sociopreneur,\" kata Presiden Jokowi ketika mengumumkan dan mengenalkan tujuh Staf Khusus Presiden yang baru di Istana Merdeka Jakarta.
Dalam perkenalan itu, Jokowi menyebut Angkie adalah sosok muda yang aktif di organisasi, termasuk organisasi internasional. Jokowi lantas mendapuk perempuan penyandang disabilitas tunarungu itu sebagai Juru Bicara Presiden bidang Sosial.
\"Saya minta Angkie juga menjadi Juru Bicara Presiden bidang sosial,\" ujar Jokowi, dilansir dari laman Antara.
Meski penyandang disabilitas Angkie yang juga anggota Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) ini justru dikenal oleh masyarakat luas sebagai perempuan muda yang menginspirasi. Keterbatasan yang dimiliki tak menghalanginya mewujudkan mimpi. Dia justru menjelma menjadi sosok perempuan dengan segudang prestasi.
Angkie menjadi satu dari enam anak muda milenial yang ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo sebagai Staf Khusus Presiden.
Enam stafsus lainnya adalah Aminuddin Ma’ruf (33 tahun, mantan Ketua Umum Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia/PMII) periode 2014-2017, Adamas Belva Syah Devara (29 tahun pendiri Ruang Guru), Ayu Kartika Dewi (36 tahun, perumus Pergerakan Sabang Merauke). Selain itu, Putri Indahsari Tanjung (23 tahun, CEO dan Founder Creativepreneur), Andi Taufan Garuda Putra (32 tahun, CEO Amarta) dan Gracia Billy Mambrasar (31 tahun, pendiri Yayasan Kitong Bisa). (*)
Sumber: