Puisi ‘Malaikat Bercelana Pendek’ Warnai Peringatan Satu Dekade Haul Gus Dur

Puisi ‘Malaikat Bercelana Pendek’ Warnai Peringatan Satu Dekade Haul Gus Dur

RAKYATCIREBON.ID-Pernah kita memergoki malaikat berkaus oblong, bercelana pendek?


Ia lah yang berpendar dari arah istana seperti gerimis. Menyejukkan. Menyudahi bara di jalanan.


Kala itu, dimulailah hari besar kesederhanaan. Mencukur bulu kuduk musuh dan lawan. Menampar keras para pemuja jabatan, hingga mereka pun bernasib kaku selayak Malin Kundang.


Malaikat berkaus oblong, bercelana pendek melulu membaca selawat. Di punggungnya tak tumbuh sayap. Toh, sekali senyum saja, semua yang tengah resah, dibuatnya tenang, melayang-layang.


Pernah kita mendapatkan berkah, kedatangan malaikat berkaus oblong, bercelana pendek. Kini, ia pulang. Meninggalkan pesan perdamaian, menuju kedamaian.

Demikian puisi berjudul ‘Malaikat Bercelana Pendek’ yang dikarang dan dibacakan oleh Sobih Adnan, salah seorang pengagas Gusdurian di Kota Wali, pada peringatan Haul Gus Dur ke 10 yang diselenggarakan di Institut Studi Islam Fahmina (ISIF), Jalan Swasembada, Kec. Kesambi, Kota Cirebon, Kamis (17/1) malam.

Sobih mengaku, puisi tersebut sengaja ia buat untuk mengenang kembali sosok Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa Gus Dur, pada peringatan yang kini genap memasuki satu dekade.

Sobih menilai, dengan pemikiran modern, namun tidak menghilangkan nilai-nilai tradisional atau kebudayaan, membuat sosok Gus Dur menjadi pribadi yang unik dan belum tergantikan hingga saat ini.

“Sangat jarang di Indonesia yang memiliki kepribadian dan pemikiran seperti halnya Gus Dur,” terang Sobih di sela-sela acara Haul yang ini mengusung tema ‘Kebudayaan Melestarikan Kemanusiaan’.

Menurut Sobih, semasa hidup, Gus Dur dikenal sebagai pribadi yang selalu menimbang suatu masalah, tidak hanya dari satu sisi. Mulai dari urusan Politik, hingga masalah agama. Karenanya, tidak heran jika hingga saat ini, Gus Dur masih menjadi tokoh yang diidolakan oleh banyak kalangan.

Hal tersebut dapat dilihat dengan banyaknya elemen masyarakat di berbagai daerah di Indonesia yang rutin memperingati Haul mendiang Gus Dur. Termasuk di Cirebon, peringatan Haul Gus Dur selalu mampu menarik antusias masyarakat.

Berkaca dari pribadi Gus Dur, Sobih mengkritik pihak-pihak yang selalu mudah tersulut hingga bertindak anarkis ketika menyikapi suatu perbedaan. Hal tersebut, dinilai Sobih, menandakan apa yang telah disampaikan Gus Dur belum terserap.

Pada kesempatan itu, turut Hadir Putri sulung Gus Dur, Allisa Wahid, Rois Syuriah PCNU Kabupaten Cirebon, KH Wawan Arwani Amin, KH Husein Muhammad seorang, tokoh agama asal Cirebon yang juga dikenal memiliki kedekatan dengan Gus Dur, serta beberapa tokoh lintas agama lainnya. (rmol)

Sumber: