PVMBG: Bulan Desember Wilayah Sukabumi, Bandung, Garut, Bogor Berpotensi Longsor
Kepala Seksi Kesiapsiagaan BPBD Jabar, Adwin Singarimbun mengatakan, dari keempat sesar yang ada di Jabar, baru sesar Lembang yang banyak dilakukan penelitian.
“Karena memang lokasi sesar Lembang ini dekat dengan ibu kota Jabar. Kemudian tingkat penduduk yang berada di sekitar sesar Lembang cukup padat,” ungkap Adwin.
Sesar Lembang merupakan patahan yang membentang sepanjang 29 kilometer di sebelah utara cekungan Bandung. Jika ditarik dari barat, titik nol sesar Lembang berada di daerah Padalarang kemudian melewati Ngamprah, Cihideung, Lembang, dan Bukit Batu Lonceng Kabupaten Bandung Barat. Sedangkan ujung timurnya di Desa Cipanjalu, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung.
Kepadatan penduduk di garis sesar ini dinilai menjadi sebab penting harus dilakukannya penelitian yang komprehensif. Melihat, potensi ancaman bencananya tidak bisa dianggap remeh.
Saat ini, BPBD sudah menyusun dokumen rencana kontijensi sebagai panduan kebencanaan Sesar Lembang. Menyusul siklus pergerakan sesar Lembang sudah berada di ujung siklus. Siklus pergerakan itu diprediksi terjadi per 500 tahun sekali.
“Selain dekat dengan ibu kota dan padat penduduk, banyak juga infrastruktur-infrastruktur yang strategis yang berada di garis sesar,” kata Adwin.
Bentangan sesar Cimandiri diperkirakan mencapai 100 kilometer membentuk gawir. Mulai dari wilayah Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, melintang ke arah barat selatan sampai Pelabuhan Ratu, Sukabumi.
“Sesar Cimandiri ini dari Sukabumi, terus mengarah ke arah tengah ke timur, Cianjur terlewati dan sebagian Kabupaten Bandung Barat,” jelas Adwin.
Sesar aktif yang satu ini memiliki panjang 25 kilometer. Berdasar data PuSGeN tahun 2017, Adwin menerangkan Sesar Baribis memanjang dari Majalengka sampai Subang, merupakan ujung utara dari imbrikasi belakang busur di Jawa Barat.
Sesar ini teridentifikasi sebagai sesar naik yang dapat diamati dari topografi dan seismik refleksi. Kegempaan juga sering terjadi di daerah ini.
Terakhir adalah, Sesar Garsela. Sesar ini sempat menjadi pemicu gempa di wilayah Garut. Sesar Garsela ini sempag dianggap Sesar tidur. Namun, setelah terjadi ada pergerakan, sesar ini menandakan salah satu sesar aktif di Jawa Barat.
“Lalu ada lagi Sesar Garsela. Sesar ini ada di wilayah Garut bagian selatan. Cuman sesar ini belum banyak diteliti,” ujarnya.
Adwin menyebutkan, dari empat sesar aktif di Jawa Barat, baru sesar Lembang yang memiliki hasil penelitian yang komprehensif. Namun, tidak menutup kemungkinan akan dilakukan penelitian juga untuk patahan lainnya. (bbs/yan/jabarekspres).
Sumber: