Buatlah Karya Selagi Hidup, Agar Mati Selalu Dikenang Orang

Buatlah Karya Selagi Hidup, Agar Mati Selalu Dikenang Orang



RAKYATCIREBON.CO.ID- SEKOLAH Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Yasika Majalengka peduli terhadap pengembangan bakat generasi muda di bidang bahasa dan sastra.

Hal itu dibuktikan dengan digelarnya Festival Bahasa dan Sastra (Frasa) piala Sapardi tahun 2019 untuk kategori pelajar SD, SLTP, SLTA, mahasiswa dan umum.

Frasa Piala Sapardi 2019 digelar di ruang auditorium kampus STKIP Yasika. Tidak tanggung-tanggung pihak panitia menghadirkan juri seorang sastrawan ternama yakni H Acep Zamzam Noor. Selain itu, hadir juga juri yang pernah menjuarai beberapa kali lomba puisi tingkat Provinsi Jawa Barat dan nasional, Diah Rosdiana.

Kegiatan lomba baca puisi dan musikalisasi puisi yang dibuka langsung Ketua STKIP Yasika, Arip Amin MPd itu berlangsung selama tiga, yakni 8 – 10 April 2019.

Peserta yang turut memperebutkan Piala Sapardi tersebut kurang lebih 100 orang yang datang dari berbagai daerah di Jawa Barat. Seperti Bandung, Tasikmalaya, Kuningan, Cirebon, Indramayau, Majalengka dan ada juga yang datang dari Tangerang Provinsi Banten.Ketua Panitia Frasa Piala Sapardi 2019, Ridzky Firmansyah MPd mengatakan, kegiatan Frasa Piala Sapardi merupakan kegiatan yang pertamakalinya digelar di STKIP Yasika Majalengka.

Sebab, biasanya Frasa Piala Sapardi yang merupakan seorang seniman ternama tersebut dilaksanakan di Jakarta atau Bandung dan kota-kota besar lainnya.

“Meskipun dilaksanakan untuk yang pertamakalinya di Majalengka, kami bersyukur ternyata animo peserta dari para pelajar, mahasiswa dan umum cukup baik. Hal itu dengan banyaknya peserta yang ikut, sehingga kedepan jika dilaksanakan kembali akan lebih banyak lagi,” ujar pria karib disapa Zuki.

Ketua Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI), Rosi Gasanti MPd menuturan, keikutsertaan terhadap bahasa dan sastra dengan mengikuti lomba baca puisi dan musikalisasi puisi dalam Frasa Piala Sapardi 2019, merupakan salahsatu karya nyata generasi muda dalam mengembangkan bahasa dan sastra.

“Ada pribahasa yang mengatakan, gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang. Maka manusia mati meninggalkan jasa atau karyanya yang nyata. Karena itu upaya generasi muda mengikuti lomba baca puisi dalam Frasa piala Sapardi 2019 ini sebagai upaya untuk membuat karya nyata. Sehingga nanti saat kita sudah tiada akan selalu dikenang,” jelas Rosi.

Menurutnya, orang tua yang saat ini sedang berkiprah di dunia pendidikan atau bidang apapun, tentunya suatu saat akan digantikan oleh generasi muda. Karena itu para generasi muda harus betul-betul menyiapkan diri dengan bekal ilmu pengetahuan sejak dini.

Ketua STKIP Yasika Majalengka, Arip Amin MPd mengatakan, kampus STKIP Yasika sebagai lembaga pendidikan bagi para calon tenaga pendidik, memiliki tanggungjawab untuk ikut mengembangkan bakat yang dimiliki para generasi muda. Termasuk bakat di bidang seni baca puisi, hal ini merupakan potensi yang harus terus dikembangkan para generasi muda.

“Lahirnya sastrawan atau seniman-seniman ternama seperti halnya Ayip Rosidi, WS Rendra, Emha Aenun Najib dan yang lainnya, tentu tidak terbentuk begitu saja melainkan melalui proses dan perjalanan yang cukup panjang,” tandasnya.

Oleh karena itu, kata dia, generasi muda yang saat ini memiliki bakat di bidang seni dan baca puisi, harus dikembangkan melalui lomba-lomba, sehingga kemampuannya semakin teruji.

STKIP Yasika tentu saja akan terus memberikan kesempatan kepada generasi muda untuk mengembangkan bakat-bakat yang dimilikinya.

“Sebab, STKIP Yasika akan senantiasa membuat acara dan kegiatan-kegiatan yang dapat menjembatani pengembangan bakat para generasi muda,” pungkasnya.(hsn)

Sumber: