Buatlah Karya Selagi Hidup, Agar Mati Selalu Dikenang Orang
Selasa 09-04-2019,10:06 WIB
RAKYATCIREBON.CO.ID- SEKOLAH Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Yasika
Majalengka peduli terhadap pengembangan bakat generasi muda di bidang bahasa
dan sastra.
Hal itu dibuktikan dengan digelarnya Festival Bahasa dan Sastra
(Frasa) piala Sapardi tahun 2019 untuk kategori pelajar SD, SLTP, SLTA,
mahasiswa dan umum.
Frasa Piala Sapardi 2019 digelar di ruang auditorium kampus
STKIP Yasika. Tidak tanggung-tanggung pihak panitia menghadirkan juri seorang
sastrawan ternama yakni H Acep Zamzam Noor. Selain itu, hadir juga juri yang
pernah menjuarai beberapa kali lomba puisi tingkat Provinsi Jawa Barat dan
nasional, Diah Rosdiana.
Kegiatan lomba baca puisi dan musikalisasi puisi yang dibuka
langsung Ketua STKIP Yasika, Arip Amin MPd itu berlangsung selama tiga, yakni 8
– 10 April 2019.
Peserta yang turut memperebutkan Piala Sapardi tersebut kurang
lebih 100 orang yang datang dari berbagai daerah di Jawa Barat. Seperti
Bandung, Tasikmalaya, Kuningan, Cirebon, Indramayau, Majalengka dan ada juga
yang datang dari Tangerang Provinsi Banten.Ketua Panitia Frasa Piala Sapardi
2019, Ridzky Firmansyah MPd mengatakan, kegiatan Frasa Piala Sapardi merupakan
kegiatan yang pertamakalinya digelar di STKIP Yasika Majalengka.
Sebab, biasanya Frasa Piala Sapardi yang merupakan seorang
seniman ternama tersebut dilaksanakan di Jakarta atau Bandung dan kota-kota
besar lainnya.
“Meskipun dilaksanakan untuk yang pertamakalinya di Majalengka,
kami bersyukur ternyata animo peserta dari para pelajar, mahasiswa dan umum
cukup baik. Hal itu dengan banyaknya peserta yang ikut, sehingga kedepan jika
dilaksanakan kembali akan lebih banyak lagi,” ujar pria karib disapa Zuki.
Ketua Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI), Rosi
Gasanti MPd menuturan, keikutsertaan terhadap bahasa dan sastra dengan
mengikuti lomba baca puisi dan musikalisasi puisi dalam Frasa Piala Sapardi
2019, merupakan salahsatu karya nyata generasi muda dalam mengembangkan bahasa
dan sastra.
“Ada pribahasa yang mengatakan, gajah mati meninggalkan gading, harimau
mati meninggalkan belang. Maka manusia mati meninggalkan jasa atau karyanya
yang nyata. Karena itu upaya generasi muda mengikuti lomba baca puisi dalam
Frasa piala Sapardi 2019 ini sebagai upaya untuk membuat karya nyata. Sehingga
nanti saat kita sudah tiada akan selalu dikenang,” jelas Rosi.
Menurutnya, orang tua yang saat ini sedang berkiprah di dunia
pendidikan atau bidang apapun, tentunya suatu saat akan digantikan oleh
generasi muda. Karena itu para generasi muda harus betul-betul menyiapkan diri
dengan bekal ilmu pengetahuan sejak dini.
Ketua STKIP Yasika Majalengka, Arip Amin MPd mengatakan, kampus
STKIP Yasika sebagai lembaga pendidikan bagi para calon tenaga pendidik,
memiliki tanggungjawab untuk ikut mengembangkan bakat yang dimiliki para
generasi muda. Termasuk bakat di bidang seni baca puisi, hal ini merupakan
potensi yang harus terus dikembangkan para generasi muda.
“Lahirnya sastrawan atau seniman-seniman ternama seperti halnya
Ayip Rosidi, WS Rendra, Emha Aenun Najib dan yang lainnya, tentu tidak terbentuk
begitu saja melainkan melalui proses dan perjalanan yang cukup panjang,”
tandasnya.
Oleh karena itu, kata dia, generasi muda yang saat ini memiliki
bakat di bidang seni dan baca puisi, harus dikembangkan melalui lomba-lomba, sehingga
kemampuannya semakin teruji.
STKIP Yasika tentu saja akan terus memberikan kesempatan kepada
generasi muda untuk mengembangkan bakat-bakat yang dimilikinya.
“Sebab, STKIP Yasika akan senantiasa membuat acara dan
kegiatan-kegiatan yang dapat menjembatani pengembangan bakat para generasi muda,”
pungkasnya.(hsn)
Sumber: