Setelah Orasi Ngotot Ganti Walikota, Dani: Tidak Usah Disikapi Berlebihan

Setelah Orasi Ngotot Ganti Walikota, Dani: Tidak Usah Disikapi Berlebihan

CIREBON – Sekitar dua bulan menjelang Pemilihan Walikota (Pilwalkot) Cirebon 27 Juni mendatang, tensi politik di Kota Cirebon mulai memanas. Salah satunya dipicu orasi politik Ketua DPD PAN Kota Cirebon, Dani Mardani SH MH saat menghadiri sebuah acara di kawasan Kasepuhan. Dalam orasi politiknya, Dani menyerukan gerakan ganti walikota. Maklum saja, PAN berstatus sebagai partai pendukung pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota, H Bamunas S Boediman MBA dan Effendi Edo SAP MSi yang notabene rival inkamben, Drs Nashrudin Azis SH yang kini berpasangan dengan Dra Hj Eti Herawati. “Saya tanya ke bapak-ibu, kira-kira pada saat rakyat susah, pada saat rakyat pengangguran, Pemerintah Kota Cirebon ngurus atau tidak?” ucap Dani dengan mengulangnya sebanyak tiga kali, pada Minggu (22/4) lalu. Selanjutnya, Dani menanyakan kepada para pendukung pasangan Oki-Edo (Oke) menginginkan walikota yang lama atau baru. “Kalau begitu, saya mau tanya, mau walikota yang lama atau yang baru? Kita mau lanjutkan atau ganti?” lantang Dani. Dijawab oleh para pendukungnya, kira-kira ingin yang baru dan ganti walikota lama. Dani lantas menegaskan, pihaknya menginginkan agar walikota ganti dengan yang baru. Harapannya, kehidupan bermasyarakat akan lebih baik. “Kita ganti walikota! Untuk perubahan dan masa depan yang lebih baik, bapak-ibu sekalian,” katanya. Tidak hanya itu, manuver Dani terhadap Azis juga menyinggung soal kondisi trotoar dan jalan di beberapa titik yang rusak. Atas kondisi itu, solusinya hanya pergantian walikota. “Kalau pemerintahan, kepala daerah tidak segera ganti, mungkin tidak hanya saja trotoar yang rusak, tidak hanya saja jalan yang rusak. Mungkin bapak-ibu sekalian, seluruh tatanan masyarakat Kota Cirebon pada satu keadaan yang amat sulit,” tuturnya. Untuk itu, Dani ingin mengajak kepada para pendukung pasangan Oke untuk mengedukasi kepada masyarakat dan meyakinkan, bahwa 27 Juni menjadi momentum pergantian walikota. Dia juga menyerukan kesiapan para simpatisan atau pendukung Oke. “Hari ini (Minggu, red) adalah momentum untuk kita saling mengedukasi. Sama-sama kita yakinkan, bahwa tanggal 27 Juni 2018 adalah momentum penggantian walikota Cirebon kedepan. Kita harus yakin, kalau memang kita sepakat untuk mengganti walikota. Apakah bapak ibu siap berjuang? Siap berkeringat? Siap bersama terus bergerak?” kata Dani dengan nada tinggi. Kemarin (23/4), wartawan koran ini mengonfirmasi politisi yang juga ketua Fraksi PAN DPRD Kota Cirebon itu mengenai orasi politiknya yang lantas memicu perdebatan sengit di media sosial, lantaran diunggah oleh salah satu pendukung pasangan Oke di Facebook itu. Dani mengaku, spirit ganti walikota adalah opini politik yang lumrah dilakukan. “Berkaitan dengan spirit ganti walikota itu sebuah opini politik, sebagai pendukung salah satu calon. Saya kira itu lumrah dan tidak perlu disikapi berlebihan, bahkan membawa persoalan pilkada ke wilayah-wilayah perasaan. Yang jelas, akhirnya yang menentukan adalah masyarakat,” katanya, ditemui di gedung DPRD Kota Cirebon. Tidak hanya netizen dari kalangan masyarakat biasa yang bereaksi atas orasi politik Dani. Anggota Fraksi Hanura, Jafarudin, yang notabene bagian dari tim pemenangan pasangan Azis-Eti juga turut bereaksi. Ia lantas membuat meme bergambar dirinya dan bertuliskan sindiran. “Kenapa kampanyenya cuma “ganti”? Mungkin dia bingung apa yang bisa dibanggakan dari junjungannya? #YangPastiPastiAja” tulis Jafar dalam memenya. Saat dikonfirmasi, Jafar tak menampik, meme yang dibuatnya adalah pesan moral untuk tidak saling menjatuhkan bahkan menyerang lawan politik dalam pilwalkot. “Seharusnya bagaimana kita menyampaikan program unggulan dan prestasi yang sudah dicapai, atau setidaknya kelebihan dari paslon yang diusung. Bukan sibuk menyerang paslon lawan,” kata Jafar. (jri)        

Sumber: