Prabowo Bantah Pesimis

Prabowo Bantah Pesimis



RAKYATCIREBON.CO.ID-Dalam lawatannya ke Cirebon untuk bertemu dengan ribuan kader partainya, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto tegaskan tidak pesimis dengan nasib bangsa Indonesia.

“Yang mengatakan Indonesia akan bubar di tahun 2030 itu bukan saya. Tapi yang mengatakan itu orang asing, saya hanya menyampaikan pada saat kegiatan di UI tahun lalu. Itu sudah lama sekali bukan sekarang-sekarang,” kata Prabowo di hadapan ribuan kader di salah satu hotel di Cirebon, Rabu (28/3).

Pernyataan itu, tegas Prabowo bukan karena ia pesimis. Baginya pantang untuk pesimis, sebab sejak jadi prajurit ia kerap ditugaskan di medan perang. Artinya ia siap mengorbankan jiwa raganya, oleh karena itu sikap pesimis itu bukan gambaran dirinya.

“Hanya Partai Gerindra yang menolak laporan APBN tahun 2017. Karena kita menuntut anggaran pertahanan dinaikan tapi tidak. Meski saya di luar pemerintahan tapi saya melihat ada bahaya yang mengancam negara ini, maka perlu ada tambahan anggaran bagi pertahanan,” ucapnya.

Bahkan lanjut Prabowo, menteri pertahanan sendiri pernah menyatakan bahwa jika Indonesia diserang maka hanya bisa bertahan tiga hari.

“Kalau terjadi perang Indonesia hanya bertahan tiga hari.  Jadi peluru TNI hanya untuk tiga hari, setelah itu pakai Bismillah kalau terjadi perang. Kalau BBM 21 hari habis, kemudian rakyat bisa makan beras 13 hari. Karena pasti semua akses dihancurkan seperti pelabuhan dan sebagainya,” kata Prabowo.

Bukan saja soal pertahanan, Indonesia juga memiliki persoalan lain. Seperti pendidikan dan kesehatan.

“Hasil kajian PBB menyatakan lulusan S1 kita disamakan dengan lulusan SMA di Eropa. Kemudian lulusan SMA kita disamakan dengan lulusan SD. Artinya pendidikan kita masih jauh tertinggal dengan negara lain,” tandasnya.

Persoalan ini tak kunjungan selesai, menurut Prabowo, karena elit politiknya tidak benar.  “Mereka (elit politik, red) mengaku pintar padahal sebetulnya tidak pintar. Mereka membiarkan kepentingan bangsa ini kepada bangsa lain. Ekonomi saat ini dikuasi asing, padahal ekonomi ini pangkal dari semuanya,” imbuhnya.

Prabowo juga menyatakan siap  mencalonkan presiden di Pilpres 2019 nanti jika dirinya masih diinginkan oleh  rakyat.

Saat ini Prabowo tengah melakukan kunjungan ke berbagai daerah di Jawa Barat. Tujuannya untuk menyerap aspirasi dari masyarakat serta melihat apakah rakyat masih menginginkan ia menjadi presiden atau tidak.

“Saya akan keliling Jawa Barat, ini juga karena sejak tahun 2009 lalu saya resmi menjadi warga Kabupaten Bogor. Selain itu saya juga ingin melihat respon rakyat,” kata Prabowo.
Disampaikan, pada Pilpres 2014 silam mayoritas rakyat Jawa Barat mendukung ia menjadi presiden. “Sebetulnya pada saat itu kita tidak kalah, tapi katakanlah mengalah untuk kemenangan bangsa Indonesia. Belakangan saya ditanya terus apakah saya nyalon lagi di 2019. Jawaban saya adalah bahwa saya akan keliling dulu menangkap aspirasi. Kalau rakyat masih membutuhkan ya saya maju,” paparnya.

Yang jelas, lanjutnya, perjuangannya didasarkan atas kecintaan terhadap bangsa ini. Ia mengaku prihatin dengan keadaan bangsa Indonesia saat ini, dimana negeri yang kaya raya ini belum mampu mensejahterakan masyarakatnya.

“Negara kita begitu kaya dan besar, sehingga selalu menjadi incaran bangsa asing. Sejak ratusan tahun silam bangsa asing datang ke Indonesia mengincar kekayaan kita dan mempermainkan pemimpin kita,” tuturnya.

Berbagai upaya dilakukan untuk merusak bangsa ini, salah satunya dengan cara adu domba dan suap. Bangsa asing tidak ingin Indonesia memiliki pemimpin yang jujur, cerdas dan kuat.

“Lihat kekayaan kita setiap tahun diketuk oleh asing. Hanya segelintir orang Indonesia yang memanfaatkannya,” sambungnya.

Lebih lanjut Prabowo menyampaikan, banyak orang mengatakan dirinya sangat ambisi menjadi presiden. Jika begitu, kata Prabowo, lantas apakah salah jika ambisi itu untuk memperbaiki bangsa ini? 

“Mereka bilang saya ambisi, lantas salah apa kalau ambisi untuk memperbaiki negara? Salah tidak orang mau jadi bupati? Tidak, yang penting jangan maling, harus mengabdi dan menjaga kepentingan rakyat bukan maling,” ucapnya dengan nada tinggi.

Ia juga mengatakan, jangan pernah jadi pemimpin yang pura-pura suci, bohongi rakyat. Ia yakin rakyat sudah pintar, artinya bisa merasakan dan menilai sendiri kepemimpinan saat ini.

“Saudara yang bisa merasakan mudah tidak mencari pekerjaan. Yang sudah bekerja cukup atau tidak, sudah begitu listrik naik. Kita cinta tanah air tapi harus juga jujur, ngaca bahwa bangsa kita banyak kelemahan. Terutama kepada para penimpin,” jelasnya.

Menurutnya, negara gagal jika masih ada kemiskinan dan negara gagal jika masih ada kelaparan.

“Lihat angka kemiskinan kita, kita lemah di sejumlah hal. Pendidikan kita kalah, kesehatan kita juga masih jauh. Begitupun hal lainnya,” imbuhnya. (ari)

Sumber: