Diancam Orang Tidak Dikenal, Lingkungan Pondok Pesantren Resah

Diancam Orang Tidak Dikenal, Lingkungan Pondok Pesantren Resah

\"alumni

RAKYATCIREBON.CO.ID - Forum Komunikasi Alumni (Fokal) Pondok Pesantren Kebon Melati-Jambu, Babakan Ciwaringin Cirebon, wilayah Kabupaten Majalengka akan mengawal alim ulama dari berbagai ancaman fisik yang menghantuinya.

Termasuk fenomena orang gila, isu PKI serang ulama dan santri yang belakangan ini kian meresahkan masyarakat termasuk di lingkungan pondok pesantren. Persoalan itu terungkap saat temu alumni Fokal Kabupaten Majalengka di perumahan Asabri Kelurahan Simpeureum Kecamatan Cigason, Minggu (25/2).

Hadir pada kesempatan tersebut Ketua Umum Fokal Pusat, kiai Aban Kholid Barja dan Ketua Fokal Kabupaten Majalengka, kiai Muhamad Umar, Ketua RW 5 yang juga tokoh masyarakat setempat, Herman Suherman.

Serta para alumni Ponpes Melati dan Jambu. Pada pertemuan itu diisi dengan doa bersama, tahlil, kajian kitab kuning. Serta diskusi permasalahan yang keumatan yang tengah hangat dewasa ini.

Ketua Fokal Pusat, kiai Aban Kholid Barja mengatakan, kejadian orang gila menyerang ulama, kini mulai merasahkan lingkungan pondok pesantren. Belum lama ini, kata dia, Ponpes Jambu di Ciwaringin kedatangan orang tidak dikenal atau orang gila akan menyerang pengasuh pondok.

“Guna menghindari hal itu, kami harus siap menjaga dan mengawal ulama serta pengasuh pondok dari hal yang tidak diharapkan,\" jelas Kholid kepada Rakyat Cirebon, Senin (26/2).

Pria asal desa/Kecamatan Rajagaluh Kabupaten Majalengka ini berharap, agar alumni asal Majalengka dan Cirebon bisa turun tangan. Ikut menjaga pengasuh pondok Jambu dari berbagai ancaman yang tidak diharapkan.

\"Ya, kami harapkan ada ronda atau jaga malam dari alumni Majalengka dan Cirebon. Sekaligus bersilaturrahmi dengan pengasuh dan pengurus pondok seperti zaman dulu mondok,\" pintanya. 

Selain itu, pria yang akrab disapa Kang Aban ini menuturkan, Ponpes Kebon Jambu juga menuturkan, saat ini terus mengalami kemajuan yang cukup pesat baik dalam hal pendidikan, program, kurikulum, maupun sistemnya.

Bahkan, ponpes Jambu tengah menggelar kerjasama dengan berbagai pihak seperti BWWS, Pondok Pesantren Tebu Ireng pimpinan KH Solahudin Wahid, membuka klinik kedokteran dan lain sebagainya.

Sementara itu, Ketua Fokal Kabupaten Majalengka, kiai Muhamad Umar yang mengaku, merasa prihatin atas kondisi semacam ini. Bahkan, juga merasa heran dengan isu bahwa pelaku penganiayaan adalah orang gila. Sehingga menimbulkan pertanyaan di masyarakat.

Pria yang juga pengasuh Ponpest Manbaul Huda Desa Cisambeng Kecamatan Palasah Kabupaten Majalengka itu mengaku, di pesantrenya sempat bertemu dengan orang yang diduga gila dan sempat berkomunikasi. Tapi hal itu tidak ada kontak fisik, namun meminta kepada para pengurus pondok untuk mewaspadainya.

\"Kalau peristiwa di Cikijing yang menimpa haji Barno itu murni pencurian dan kekerasan (curas, red). Hal itu saya dapat setelah konfirmasi kepada rekan saya disana. Namun permasalahan di tempat lain itu menimbulkan tanda tanya di benak masyarakat. Apa yang sesungguhnya terjadi, kenapa kebetulan menyasar ulama kyai atau ustadz,\" ucapnya.

Dia berharap, aparat kepolisian harus berani mengungkap kasus ini dengan jujur dan transparan. Serta dapat menjelaskan kepada publik dengan sebaik-baiknya. Sebab, ini ini telah menyita perhatian masyarakat secara luas.

\"Jangan sampai kasus ini menyulut permasalahan baru, kondisi saling curiga, merasa terancam dan akhirnya menimbulkan instabilitas keamanan dan kenyamanan masyarakat,\" imbuhnya.(hsn)

Sumber: