Kapolres Bertemu Ulama, Perlu ada Rumah Singgah untuk Orang Tidak Waras

Kapolres Bertemu Ulama, Perlu ada Rumah Singgah untuk Orang Tidak Waras

\"kapolres

RAKYATCIREBON.CO.ID - Kapolres Cirebon Kota AKBP Adi Vivid Agustiadi Bachtiar SIK MHUM MSM mengadakan pertemuan bersama Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) serta para ulama dengan pembahasan isu orang gila di Mapolresta, Kamis (22/02).

Usai pertemuan, Adi Vivid  menyampaikan,  pertemuan tersebut digelar untuk menyampaikan perkembangan terkini tentang situasi keamanan di Kota Cirebon. Dimana saat ini Indonesia sedang dihangatkan dengan beredarnya isu pemukulan para ulama oleh orang yang tidak waras.

\"Kami undang FKUB, Forkopimda, PCNU dan ulama terkait kondisi terkini, khususnya di Jawa Barat sedang hangat dengan kasus pemukulan ulama, dua berita adalah kasus yang fakta, di Cicalengka dan Cigondewah. Sisanya berita hoax, dan pelaku penyebar hoax telah ditangkap,\" ungkap Adi Vivid.

Pada pertemuan, kata dia, tidak jauh dari pembahasan mengenai kewaspadaan terhadap orang gila. Dimana dari beberapa kasus sudah dapat dibuktikan bahwa pelakunya mengalami gangguan mental.

Salahsatu point yang menjadi kesimpulan pertemuan tersebut, perlunya rumah singgah untuk pengemis, gelandangan dan orang tidak waras (PGOT) di Kota Cirebon

\"Masalah orang gila ini, masalah bersama. Ada Dinsos , Dinkes dan semua bertanggung jawab. Ketua DPRD mencatat perlu ada rumah singgah untuk PGOT, dan beliau akan membahas itu lebih lanjut,\" ujarnya.

Mengingat di beberapa kasus yang melakukan pemukulan sudah terbukti orang yang dengan gangguan jiwa, kata Adi Vivid, banyak dugaan yang bisa muncul. Apakah ada aktor dibalik mereka, atau bahkan mereka sengaja dimanfaatkan untuk kepentingan tertentu.

\"Memang kalau kita lihat dari kejadian yang terjadi ada dugaan seperti itu, untuk membuktikan polisi harus menangkap dan mendalami sehingga punya bukti, tidak bisa menyimpulkan tanpa alat bukti,\" tutur Adi Vivid.

Sebagai langkah antisipasi, kata dia, kepolisian sudah menggalakkan operasi yang menyasar orang dengan gangguan jiwa yang berkeliaran di jalanan. Selain itu, untuk membuat suasana tetap kondusif, pihaknya juga sudah melakukan kunjungan ke berbagai ponpes dan tokoh ulama agar mereka tetap tenang.

\"Kami sudah dua kali razia PGOT,  saya sudah rapat dengan Dinsos, Dinkes dan Satpol PP, sudah terbentuk satgas terpadu penanganan penyakit masyarakat. Selain itu, kami sudah silaturahmi ke pesantren untuk memberikan rasa aman, ada kekhawatiran karena selama ini yang jadi objek adalah pesantren, ulama dan masjid,\" ujarnya.

Sementara itu, Ketua MUI Kota Cirebon, ustad Solihin Uzer menuturkan, kebersamaan antara ulama, kepolisian dan TNI harus terus diperkuat. Sehingga gangguan apapun akan bisa diatasi jika tiga unsur tadi sudah bersatu.

\"Kerjasama dengan Polisi, Tentara dan tokoh masyarakat, itu yang penting. Alhamdulillah untuk Kota Cirebon belum terganggu apapun. Baru sebatas isu, kedepan diharapkan aparat dan ulama bersinergi, Insya Allah masyarakat aman,\" imbuhnya.(sep)

Sumber: