Empat Titik Semburan Gas Baru Ancam Kesehatan Warga

Empat Titik Semburan Gas Baru Ancam Kesehatan Warga

\"warga

RAKYATCIREBON.CO.ID – Warga desa Sukaperna kecamatan Tukdana Indramayu makin khawatir dengan munculnya semburan gas baru bercampur lumpur dan material di dekat pemukiman.

Salah satu warga desa Sukaperna, Ujang mengaku, makin khawatir dengan adanya semburan gas bercampur material berupa lumpur dan semen baru di tengah-tengah lingkungan penduduk. “Ada empat  titik baru semburan gas yang muncul dan bercampur dengan material lumpur dan semen, di RT 11 RW 5,” beber Ujang.

Menurutnya, keresahan warga bukan tanpa alasan, mengingat belum selesainya penanganan yang dilakukan oleh Pertamina EP namun titik semburan gas muncul lagi. Pihakanya membantah jika gas tersebut tidak berbahaya sesuai yang dikatakan Pertamina.

Faktanya, kata dia, ada warga yang menghirup gas tersebut merasakan sesak dan pusing dibagian belakang kepala. “Itu dampak karena setiap hari menghirup gas, kesehatan jadi terganggu, ” ketusnya.

Bukan hanya itu saja, kata  Ujang, kini warga Sukaperna sulit mendapatkan air bersih untuk keperluan aktifitasnya. Karena ditakutkan sudah bercampur dengan gas, kalaupun dipaksakan mengebor dengan menggunakan pompa air, banyak yang tidak mau karena khawatir akan keselamatanya.

Seiring dengan itu, keyakinan warga semakin kuat jika semburan gas tersebut dampak dari aktifitas Pertamina. Pasalnya sebelum adanya aktifitas pengeboran tidak ada kemunculan gas rawa/liar, namun setelah Pertamina beroperasi di tahun 2004 baru adanya kejadian seperti saat ini.

“Jangankan menggali hingga kedalaman puluhan meter, untuk membuat septictank  saja sudah muncul titi-titik semburan gas,” imbuhnya.

Ia tidak menampik jika Pertamina tengah melakukan penanganan terhadap semburan gas tersebut. Namun, masyarakat membutuhkan kejelasan akan nasibnya, sehingga tidak terkatung-katung hidup dalam lingkungan yang tidak sehat.

“Kami berharap adanya penanganan yang serius dari Pertamina dan Pemda Indramayu, kami takut berlarut-larut dan menjadi tidak jelas,” harapnya.

Sebelumnya, Pemda Indramayu menilai semburan gas yang terjadi sudah masuk kategori Kejadian Luar Biasa (KLB). Sehingga, perlu ada tindakan bagi warga yang terkena semburan gas.

Seperti, pemberian obat-obatan, pemenuhan kebutuhan pokok warga, posko pengungsian termasuk upaya dalam mematikan semburan gas.

Anggota Komisi IV DPRD Indramayu H Rohman menyatakan, harus dipikirkan dengan matang, apakah cara yang dilakukan Pertamina efektif mematikan semburan.

Jangan sampai upayanya sia-sia karena akan menambah panjang permasalahan semburan gas. Karena, saat ini saja masyarakat sudah resah.

Pada kesempatan, pihaknya meminta kepada Pertamina EP agar menarik ucapanya, dan tidak menyimpulkan dini bahwa munculnya semburan gas tersebut bukan diakibatkan dari aktifitas Pertamina. (yan)

Sumber: