Warga Terdampak Banjir Desak BBWSCC Keruk Sungai Singaraja

Warga Terdampak Banjir Desak BBWSCC Keruk Sungai Singaraja

\"banjir

RAKYATCIREBON.CO.ID  - Sedikitnya tujuh desa di Kecamatan Lemahabang, Astanajpura dan Kecamatan Pangenan Kabupaten Cirebon dilanda banjir bandang. Banjir tersebut diduga akibat meluapnya Sungai Singaraja, Rabu (24/1) .

Banjir mulai masuk ke rumah warga sekitar pukul 19.00 Wib. Warga berharap adanya penanganan serius dari pihak terkait dalam hal ini Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk Cisanggarung (BBWSCC) untuk melakukan upaya pengerukan sungai.

Berdasarkan informasi yang berhasil wartawan koran ini himpun, daerah banjir merendam sepanjang sungai Singaraja anak sungai Cimanis dari mulai Desa Tuk, Karangsuwung,  Lemahabang dan Cipeujeuhwetan Kecamatan Lemahabang.

Kemudian Desa Japurabhakti,Japurakidul dan Japuralor Kecamatan Astanajapura serta Astanamukti Kecamatan Pangenan Kabupaten Cirebon dilanda banjir bandang.

Kedalaman banjir bervariasi, mulai dari 50 cm bahkan ada yang mencapai 1 meter. Banjir kali ini merupakan banjir pertama di tahun 2018. Sementara jumlah rumah yang terendam, belum diketahui secara pasti.

Namun, diperkirakan mencapai ratusan hingga ribuan rumah. Banjir tersebut merupakan banjir langganan setiap hujan besar dan sungai Singaraja meluap.

Salah seorang warga yang juga Ketua BPD Desa Japura Bhakti Samsul Arif mengatakan, banjir tersebut merupakan banjir kiriman dari Kuningan yang melalui sungai Cimanis.

Sementara sungai Singaraja yang merupakan anak sungai Cimanis mendapat imbas luapan karena kondisi sungai yang kecil dan dangkal.

Banjir terjadi sekitar pukul 18.00 Wib dan masuk ke rumah-rumah warga sekitar pukul 19.00 Wib, kedalamannya sendiri antara 30 cm hingga 1 meter sementara yang masuk kerumah ketinggiannya mencapai sekitar 50 cm.

“Yang pasti setiap hujan besar dan ada air kiriman sungai Sinagraja tidak mampu menampung, akibatnya meluap hingga masuk ke rumah-rumah warga,“ jelasnya.

Menurutnya, warga mendesak pelaksana BBWSCC segera melakukan langkah pengerukan sungai agar air tidak selalu meluap ke pemukiman ketika ada banjir kiriman.

Upaya dari pihak PSDAP yang telah melakukan upaya pembuatan tanggul dirasa belum cukup lantaran masih belum mampu menahan luapan air sungai dengan debet air yang cukup tinggi. Warga menginginkan dilakukannya pengerukan sungai agar air sungai tidak meluap.

“Tanggul saja belum cukup selama sungainya tidak dilakukan pengerukan, akibatnya warga harus terus menerima dampak dan resiko banjir,“ paparnya.(zen)

Sumber: