Selamatkan 50 Ribu Hektare Lahan Produktif!

Selamatkan 50 Ribu Hektare Lahan Produktif!

\"petani


RAKYATCIREBON.CO.ID - Sebanyak 50 ribu hektare lahan produktif di Majalengka agar tetap difungsikan untuk pertanian. Pasalnya, dampak sistemik dari pembangunan BIJB dan konsep aerocity di Kertajati, akan berpengaruh pada pembangunan infrastruktur lainnya.

Sehingga, lahan produktif yang masih ada masih tetap harus dipelihara sesuai dengan fungsinya masing-masing.  ‎Ketua Kontan Tani Nelayan Andalan (KTNA), Boy Supangat berharap, agar pemerintah kabupaten maupun provinsi dapat melindungi para petani maupun lahan yang menjadi mata pencahariannya.

Tanpa dukungan dari pemerintah, maka lahan yang ada bisa saja digusur untuk pembangunan, sehingga lahan tersebut tidak produktif lagi.

\"Pemerintah harus tetap berupaya melindungi lahan pertanian di Majalengka. Jangan sampai ada pembangunan besar-besaran, lantas melibas habis lahan produktif. Itu tidak baik bagi masa depan para petani, maupun produksi pangan,\" ungkap Boy, Selasa (2/1).

Sementara itu menanggapi hal tersebut, Wakil Bupati Majalengka, H Karna Sobahi sependapat dengan para petani tentang penyelamatan lahan produktif di Majalengka.

Dampak beroperasinya BIJB serta pembangunan aero city di wilayah terdekat bandara, memang memungkinkan pembangunan apapun menjamur di kemudian hari.

\"Oleh karena itu, harus ada upaya penyelamatan. Maka kita perlu pendapat para petani dan masukannya. Dan di Majalengka sebanyak 50 ribu hektare lahan produktif harus betul-betul dijaga, jangan sampai beralih fungsi,\" ungkapnya.

Karna berjanji, akan memperjuangkan lahan produktif tersebut agar tidak diganggu gugat dengan persoalan pembangunan. BIJB diakuinya memang akan berdampak sistemis, hampir sama ketika bandara Soekarno-Hatta di Cengkareng dulu mulai dibangun.

\"Bandara tentu akan berdampak pada pembangunan lainnya di masa mendatang. Tetapi soal lahan produktif, saya setuju untuk tidak boleh diganggu gugat. Lahan produktif harus tetap difungsikan sebagaimana mestinya,\" ungkapnya.

Namun, Karna berpesan agar para petani terus memaksimalkan potensi dan terus berkreasi untuk memanfaatkan lahan yang ada. “Mengingat persaingan di masa depan, bukan saja soal hasil produksi lahan pertanian,” imbuhnya.

Sementara itu, Gubernur Jawa Barat, H Ahmad Heryawan Lc mengatakan, pemerintah provinsi Jawa Barat terus berupaya melengkapi fasilitas baik sarana maupun pra-sarana, di Bandarudara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati.

Menurut Aher, pemerintah provinsi Jawa Barat memiliki kewajiban untuk membebaskan lahan guna pembangunan infrastruktur BIJB tersebut.

Dirinya menguraikan, BIJB membutuhkan lahan sekitar 1,7 km untuk dibebaskan sebagai jalur non tol. Sementara untuk jalan tol, yang akan terintegrasi dengan interchange jalan tol Cipali, memakan lahan kurang lebih 3 km.

Lebih lanjut Aher mengungkapkan, hal tersebut dilakukan dalam rangka memaksimalkan fungsi bandara seluas 1.800 hektare tersebut.

Salah satu yang tengah digenjot saat ini yaitu penyelesaian pembangunan jalan tol dan non tol ke arah BIJB Kertajati yang akan bersambung pembangunanmya di tahun sekarang.

\"Program ini merupakan penyempurnaan pembebasahan lahan untuk jalan non tol BIJB Kertajati ditambah dengan jalan tol yang merupakan akses dari Cipali menuju ke bandara,\" ujarnya saat berkunjung ke BIJB Sabtu (30/12).

Selain itu, kata dia, untuk pembebasan lahan, sudah ditargetkan selesai pada tahun 2017 via APBD Provinsi Jawa Barat. Sementara kedepan, anggaran untuk pembangunan jalur akses tersebut, akan bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).

Sebelumnya, Direktur Utama PT BIJB Virda Dimas Ekaputra mengatakan, pertemuan antara jalan tol dan non tol lokasinya akan berdekatan dengan terminal bandara. Virda pun menyebutkan bahwa progres pembangunan BIJB hingga Sabtu (30/12) mencapai 82 persen.

Pihaknya berharap, dengan adanya peninjauan langsung oleh Gubernur, maka proses pembebasan lahan dan pengadaan konstruksi pembangunannya bisa diselesaikan sebelum pengoperasian BIJB. Bahkan sudah menjalin komunikasi dengan AP II perihal kerja sama pengoperasian bandara tersebut.

\"Sampai saat ini pembangunannya sudah 82 persen dan soft launching akan dilakukan pada April 2018. Mudah-mudahan setelah ditinjau oleh pak Gubernur proses pengadaan lahan termasuk konstruksinya bisa selesai sebelum pengoperasian bandaraa ini,\" ungkapnya.(hrd/hsn)

Sumber: