Saatnya Cabup Fokus Amankan Rekomendasi

Saatnya Cabup Fokus  Amankan Rekomendasi

KUNINGAN – Sekira 48 hari jelang dibukanya pendaftaran calon bupati/wakil bupati oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), tensi pertarungan politik nampak sedikit menurun. Disinyalir terjadi karena para kandidat kini tengah konsen dalam perebutan rekomendasi di partainya masing-masing.
\"tensi
Apip Firmansyah. Foto: Ist./Rakyat Cirebon
Anggota Presidium Menara 27, Apip Firmansyah, mengatakan, berdasarkan pengamatan lembaganya di lapangan, pertarungan pilkada memasuki November ini para kandidat lebih banyak memilih serangan udara dibandingkan serangan darat.

“Dari 10 kandidat calon kontestan di pilkada Kuningan, saat ini yang masih konsisten melakukan pendekatan ke publik, saya lihat hanya 4 orang. Bahkan, dari 4 tersebut 2 diantara adalah kandidat bacabup yang masih menjabat alias pertahana,” tutur pria yang saat ini menjabat sebagai staff khusus di Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal itu.

 Enam kandidat yang dikatakan oleh Apip, diantaranya adalah H Mamat Robby Suganda, M Ridho Suganda, dr Toto Kosim, H Udin Kusnaedi, Rana Suparman, dan Yosa Ocktora. Yang paling terlihat penurunan intensitas gerakannya, lanjut Apip, adalah H Mamat Robby Suganda bacabup asal Demokrat, dan dr Toto Kosim.

Pria yang saat ini aktif di DPP Gerakan Mahasiswa Satu Bangsa (Gemasaba), salah satu organisasi sayap PKB itu melihat Mamat Robby dan dr Toto saat ini lebih banyak melakukan konsolidasi di tingkatan DPP partai dibandingkan turun langsung ke grassroot. 

“Pasca kegiatan lari bareng Wagub DKI Jakarta, Sandiaga Uno, Pak Robby Nampak lebih sering di Jakarta daripada di Kuningan. Jika melihat waktunya, saya perkirakan kegiatan dengan Sandiaga merupakan upaya untuk mempertahankan posisinya, agar tetap leading di atas Pak Yosa untuk survei terakhir partai Demokrat dan strategi itu berhasil,” papar Apip.

Sama halnya dengan Mamat Robby, 5 kandidat lainnya yang saat ini terlihat santai dan kurang menggebu-gebu dalam menyapa masyarakat, ditanggapi juga oleh ketua Sarjana Urang Kuningan (Sarukun), Diki Muhammad Fauzan.

“Strateginya mungkin  begitu, pasca mempertahankan elektabilitas untuk di survei terakhir partainya masing-masing, sudah selaiknya melakukan intensitas dengan DPP untuk mengamankan rekomendasi. Mungkin berbeda dengan para kandidat yang surveinya dianggap jeblok, atau kandidat pertahana yang memiliki kewajiban dalam menyapa masyarakat,” kata alumni Gerakan Mahasiswa Nasionalis Indonesia (GMNI) itu.

Dicontohkan oleh Fauzan, salah satu upaya dalam mengamankan rekomendasi selain melakukan komunikasi dengan para petinggi partai, adalah melakukan downgrade para kandidat pesaingnya. Adapun, downgrade menurut Fauzan biasanya dilakukan dengan cara melakukan isu yang tidak sedap kepada pesaingnya.

“Kita bisa lihat isu tentang Pak Wabup Dede Sembada, yang tiba-tiba ketahuan mendaftar ke partai lain, ini akan berdampak buruk berkaitan 99 persen rekom paket Adem (Acep-Dede Sembada). Lalu isu, Mamat Robby yang tidak akan mendapat rekom, adalagi isu tentang pernikahan siri dan lain sebagainya,” tutup Fauzan.(ale)

Sumber: