Impor Kedelai Dihentikan, Stok Nasional Harus Terpenuhi
Selasa 21-11-2017,01:00 WIB
KESAMBI - Mulai awal tahun depan, pemerintah melalui Kementrian Pertanian (Kementan) RI merencanakan penghentian impor kedelai. Kebijakan itu dirasa memberatkan perajin tahu – tempe. Karena stok kedelai lokal tidak cukup penuhi permintaan kedelai nasional.
|
Dedi Aprilyadi. Foto: Suwandi/Rakyat Cirebon |
Sejumlah opsi pun disusun. Perajin tahu – tempe yang tergabung dalam Gabungan Koperasi Produsen Tahu – Teme Indonesia (Gakoptindo) beberapa waktu lalu menggelar Rakernas guna sikapi kebijakan tersebut.
Salah satu opsi yang dipilih karena dinilai paling cocok ialah mendukung Perum Bulog sebagai importir tunggul kedelai.
Opsi ini mencuat di kalangan perajin tahu – tempat agar pemerintah bertanggungjawab atas potensi kelangkaan kedelai jika impor dihentikan.
Sayangnya, di tingkat pusat, sampai saat ini belum ada regulasi yang jelas terkait opsi tersebut. Sehingga, Sub Bulog di tingkat regional pun belum dapat memastikan ketersediaan kedelai stabil.
Kepala Bulog Sub Divre Cirebon, Dedi Aprilyadi menegaskan, sampai saat ini belum ada penunjukan Bulog sebagai importir tunggal kedelai. Sehingga, banyak Bulog di tingkat regional menjalankan fungsi stabilisasi harga pada bahan pangan pokok saja.
Dedi menjelaskan, sesuai Peraturan Presiden (Perpres) nomor 48 tahun 2016 tentang penugasan kepada Perum Bulog dalam rangka ketahanan pangan nasional, Bulog hanya diamati tugas stabilisasi harga. Secara teknis, Bulog belum mendapat tugas khusus terkait pengadaan atau impor kedelai.
Menurutnya, untuk sampai ke tahap itu, Bulog membutuhkan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) yang mengatur terkait teknis. Namun, sampai saat ini, Permendag belum juga terbit. Sehingga Bulog belum bisa bergerak untuk mengimpor ataupun melakukan pengadaan kedelai.
“Sejauh ini belum ada penunjukan khusus ke Bulog. Di tingkat pusat juga belum ada, jadi kami hanya menjalankan fungsi – fungsi saja untuk komoditas bahan pangan yang menjadi kewenangan Bulog,” ungkapnya kepada Rakyat Cirebon.
Dedi menilai, pada dasarnya Bulog siap menjadi importir tunggal atau melakukan pengadaan kedelai untuk penuhi kebutuhan nasional. Hanya saja, saat ini pihaknya masih menunggu regulasi teknis dari pemerintah.
Sementara itu, Sekretaris Gakoptindo, Drs Hugo Siswaya menjelaskan, Gakoptindo mendukung penuh penugasan Bulog sebagai importir tunggal. Salah satu dukungan Gakoptindo pada Bulog tertuang pada 7 hasil Rakernas.
“Kami mendukung Bulog sebagai importir tunggal. Nanti regulasinya disesuaikan dengan kebutuhan perajin tahu – tempe. Yang jelas, stok kedelai nasional harus terpenuhi,” ujar dia. (wan)
Sumber: