Data Kemiskinan Tidak Akurat, Jatah Rastra Turun Hingga 50 Persen

Data Kemiskinan Tidak Akurat, Jatah Rastra Turun Hingga 50 Persen

MAJALENGKA – Kaur kesra desa Banjaran Kecamatan Sumberjaya, Muhamad Tirta Asari mengeluhkan turunnya distribusi beras sejahtera (rastra) hingga 50 persen dari penyaluran sebelumnya.
\"pemdes
Warga Majalengka tunjukan Rastra berkutu. dok. Rakyat Cirebon
Imbasnya, kata dia, mengakibatkan gejolak di masyarakat terutama yang tidak mendapatkan rastra. Sejak awal mendapatkan rastra yang masuk di pemeritahan desanya selalu berubah-ubah. Pada akhir 2015 lalu saja pendistribusian 256 karung.

Namun, pada 2016 hingga awal tahun ini turun dan kemarin kembali naik menjadi 291 karung. Sementara pendistribusian Juli hingga Agustus 2017 kembali turun mencapai 147. Ini menyebabkan sejumlah masyarakat tidak mendapatkan program rastra. 

“Perubahan tersebut tidak terlepas dari klarifikasi dan validasi data dari pusat. Seperti halnya hasil validasi akhir, bahwa penerima rastra harus sesuai dengan kriteria. Kami hanya bisa memiliki kewenangan menghapus daftar warga penerima rastra yang sudah meninggal dan pindah ke desa lain,” ujar Tirta, Rabu (14/11).

Lebih lanjut, ia menjelaskan,  soal data sepenuhnya dari Kesra Kabupaten yang diturunkan melalui Kasi disetiap kecamatan. Pihaknya hanya bisa merubah dan mengurangi tanpa bisa menambah peserta penerima raskin. Asumsi dari masyarakat desa juga berpengaruh karena jika penyaluran didistribusikan bagi seluruh masyarakat maka dinilai tidak tepat sasaran.

“Data seperti itu sering muncul dan kami berusaha menghapus berdasarkan usulan dari masyarakat sendiri. Karena desa tidak mau dianggap tidak tepat sasaran dalam penyalurannya. Selain itu juga ada warga iri khususnya yang tidak mendapatkan program ini dan akhirnya pemdes sering kali meratakan meratakan rastra,” tegasnya. 

Pihaknya berkomitmen bersama kepala desa bahwa penyaluran rastra tersebut sesuai dengan juklak dan juknis yang berlaku. Meski teknis dilapangan kerap ada usulan ingin membagi rastra itu. Namun itu atas kesadaran dari penerima rastra.

Pemdes mengimbau kepada seluruh masyarakat diwilayahnya agar memahami tujuan program ini terutama soal pendistribusiannya. Pemdes berusaha menyalurkan tepat sasaran sesuai dengan juknis yang berlaku. Pihaknya juga berharap data validasi setiap tahun tersebut benar-benar valid sesuai pengajuan masing-masing desa.

“Karena percuma saja terkadang kalau desa mengusulkan data sesuai fakta dilapangan kerap munculnya tidak sama. Tetapi kalau ada masalah tetap saja desa yang disalahkan oleh masyarakat. Karena beberapa minggu ini banyak warga yang protes karena tidak dapat rastra,” imbuhnya.(hsn)

Sumber: