Gagal Paham Pra Nikah, Tren Perceraian di Kalangan ASN Naik

Gagal Paham Pra Nikah, Tren Perceraian di Kalangan ASN Naik

KUNINGAN - Dugaan nikah siri yang dilakukan oleh salah satu pegawai ASN Eselon 2 di Kuningan, nampaknya mencerminkan keadaan tren situasi keretakan rumah tangga yang terjadi dalam kehidupan ASN di Kuningan.
\"bpksdm
Ade Priatna anggap perceraian di kalangan ASN virus berbahaya. Foto: Aleh/Rakyat Cirebon
Informasi yang didapat dari Ade Priatna, Kepala Bidang Pengadaan, Pemberhentian dan Pembinaan Aparatur BPKSDM Kuningan mengungkapkan, angka perceraian pegawai ASN di Kuningan meningkat. 

“Angkanya perceraian dari jumlah pegawai 12.400 naik. Meski dibawah 1 persen, kami berkewajiban malukan pembinaan. Karena itu virus,” kata Ade saat ditemui dalam salah satu acara di hotel horison Sangkanhurip beberapa waktu lalu.

Namun, terlepas itu semua keadaan tren perceraian ini masih dalam angka normal, kemudian untuk izin pun sangat panjang. Karena harus ada izin bupati sesuai dengan PP 45 perubahan PP 10 tahun 83.

Hal ini mendapat komentar serius dari Kepala KUA kecamatan Lebakwangi yang keseharianya tidak lepas dari urusan perumahtanggaan, Dedi Ahimsa. 

Dia menuturkan, angka perceraian yang semakin meningkat itu tak lepas dari gagal paham saat pranikah.

“Jadi salah satu faktornya adalah adanya miskomunikasi saat pranikah, dimana seharusnya pasangan itu harus mengetahui bahwa menikah itu merupakan satu ikatan, nah akad itu merupakan kontraknya. Kemudian dengan menikah berarti membatasi hak-hak pribadi ketika belum menikah,” tuturnya dengan jelas.

Dirinya menambahkan hal yang kedua ialah ekspektasi. “Sebelum menikah ekspektasi terhadap seseorang itu sangat tinggi dan keluarnya yang baik-baik, seperti perhatian, kasih sayang dan lain sebagainya. Namun setelah menikah hal itu berbeda, karakter aslinya yang dulu belum keluar sekarang muncul. Sehingga terjadilah perselisihan,” ungkapnya lugas.

Dirinya meminta kepada pemerintah untuk memberikan perhatian kepada para keluarga berupa pembinaan maupun sarana konsultasi.

“Ini juga kan salah satunya kurang perhatian pemerintah, seharusnya pemerintah membentuk lembaga konsultasi agar mereka bisa konsul jika memimiliki masalah rumah tangga, kalo curhat dengan teman kantor cowonya nanti ujungnya selingkuh. Kalo curhat sesama cewe nanti jatohnya pembenaran,” ujar pria yang salah satu tugasnya menikahkan pasangan ini. (ale)

Sumber: