Siswa MAN 3 Cirebon Galang Bantuan untuk Rohingya

Siswa MAN 3 Cirebon Galang Bantuan untuk Rohingya

CIREBON - Melatih kepekaan sosial, perlu dilakukan sejak dini. Hal inilah yang diterapkan oleh MAN 3 Cirebon kepada siswa dan siswinya. Hingga pada akhirnya, ketika mendengar adanya kejadian yang menimpa kaum muslim Rohingya, tumbuhlah rasa empatinya.
\"siswa
Siswa MAN 3 Cirebon kirim bantuan ke  Rohingya. Foto: Zezen/Rakyat Cirebon
Bentuk empatinya itu, diimplementasikan dengan menggelar penggalangan dana kepada siswa di sekolah tersebut. Bahkan, hal itu dilakukan tanpa sepengetahuan pihak sekolah. 

Hal itu seperti disampaikan kepala MAN 3 Cirebon, Drs H Jaja Harja Nugraha MPd bahwa pihaknya telah mengetahui ketika mendapat laporan uang tersebut telah terkumpul dan akan segera langsung disalurkan.

“Mereka (siswa,red) yang menggelarnya, kami tidak mengetahuinya, tau-tau sudah diserahkan saja, katanya dari siswa untuk korban Rohingya,” jelasnya ke Rakyat Cirebon, kemarin.

Menurutnya, bantuan sosial tersebut memang nilainya tidaklah seberapa, tetapi poin intinya adalah, ketika telah tumbuh rasa pedulinya terang dia,  kepada nasib sesama meskipun bukan orang dari lingkungannya, menjadi nilai lebih. 

Semua itu, terang dia memang bukan tanpa proses. Karena sebelumnya, pihak sekolah telah menerapkan kepada siswa dan siswinya untuk menumbuhkan kesalehan sosial, melalui kegiatan sosial. 

“Semua itu sebagai upaya untuk melatih anak-anak agar lebih peka jiwa sosialnya, jadi sekolah menerapkan itu, kita didik sedini mungkin, agar mereka peka dengan penderitaan orang lain,” katanya.

Hingga pada akhirnya, gagasan pemberian bantuan sosial kepada umat muslim Rohingya pun pihak sekolah tidak mengetahui sebelumnya. Hal itu, diakuinya lelaki berkacamata itu, sebagai bentuk keberhasilan sekolah dalam mendidik siswa dan siswinya. 

“Ini gagasan dari anak-anak yang memiliki inisiatif, pihak sekolah hanya mendukung saja, kami pun tidak begitu mengetahui berapa lama mereka mengumpulkannya,” akunya, bangga.

Kegiatan pemberian bantuan tersebut memang diakuinya bukanlah yang pertama. Karena sebelumnya ketika terjadi bencana di Garut, sekolah telah mengarahkan untuk memberikan bantuan melalui iuran siswa. 

“Ini memang bukan kegiatan pertama, karena setiap ada bencana nasional maupun yang telah terekspos di media, mereka sudah bergerak sendiri, seperti yang pernah terjadi di Garut,” akunya.

Sementara Waka Kesiswaan Imam Bukhori S Pd selain itu, salah satu gerakan yang telah ditempuh pihak sekolah, untuk bisa menumbuhkan rasa empati itu, melalui kegiatan yang sudah sering dilakukan oleh pihak sekolah. 

Yakni dalam setiap perayaan hari besar Islam. “Dibulan Muharam mereka juga mengumpulkan anak yatim dan janda untuk mereka sumbang itu smeua untuk melatih kecerdasan emosional,” paparnya. (zen)

Sumber: