Abrasi Rusak 17 Rumah, Jembatan Tak Bisa Dilewati

Abrasi Rusak 17 Rumah, Jembatan Tak Bisa Dilewati

MAJALENGKA – Abrasi sungai yang terjadi pada Rabu (9/11) menyebabkan pergeseran tanah kembali terjadi di kabupaten Majalengka. Kali ini musibah tersebut menimpa blok Garunggang RT 10 dan 11 RW 2 Kampung Sukapulang Desa Kepuh kecamatan Lemahsugih Majalengka.
\"warga
Abrasi sungai di blok Garunggang Majalengka. Foto:Hasan/Rakyat Cirebon
Sedikitnya 17 rumah dan 153 kepala keluarga terdampak pergerakan tanah akibat abrasi sungai Garunggang. Bahkan, dua rumah diantaranya sudah diungsikan. Sedangkan satu rumah lainnya sudah dikosongkan karena terancam ambruk dan  berpotensi membahayakan penghuninya.

Kepala Bidang Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Majalengka Indrayanto ST, didampingi Kasie Kedaruratan Iha Soliha SP mengatakan, kerusakan yang terjadi akibat bencana tersebut menimpa 17 rumah warga. Dengan kondisi retakan pada dinding dan perubahan pada pondasi rumah.

Selain itu, kata dia, satu jembatan juga rusak. Kerugian ditaksir sekitar Rp200 juta. BPBD selain memberikan bantuan, juga akan mengirim bronjong dalam waktu dekat.

\"Selain mengancam rumah, jembatan juga yang awalnya lurus jadi bengkok. Serta  melihat dari tanahnya yang lempung hitam. Sehingga saat ini tanah sudah jenuh air. Kondisi tersebut jika intensitas hujan terus menerus berpotensi longsor,\" jelasnya.

Berdasarkan hasil survei BPBD setelah dilakukan pengukuran kedalaman poros tanah sekitar 2 hingga 5 mater. Hingga saat ini masih terjadi pergerakan tanah. 

Tidak hanya itu, curah hujan yang tinggi juga telah mengakibatkan longsor dan abrasi dari Sungai Garunggang dan Sungai Cimanahong. Serta mengancam pemukiman warga seluas 15 hektare.

Disamping itu, kata dia, juga terjadi tanah ambles sehingga satu buah jembatan tidak bisa lagi dilewati oleh kendaraan ke pemukiman warga, serta terjadi perubahan pergerakan tanah di wikalah terebut.

Sementara itu menurut penuturan salah satu warga Blok Garunggang yang rumahnya retak-retak, Rudi mengatakan, ia mengaku khawatir setiap terjadi hujan besar. Terlebih rumahnya sudah retak-tetak sejak dua tahun silam. Rudi berharap ada upaya preventif dari pemerintah melalui BPBD agar kejadian tersebut dampaknya tidak meluas.

“Kami berharap pemkab segera bertindak untuk mencegah kejadian ini terus meluas dan memakan korban semakin banyak. Kami juga mengapresiasi terhadap pemkab melalui BPBD yang hari ini cepat tanggap dengan melakukan survei ke lokasi,” ujarnya.(hsn)

Sumber: