Tahun Depan Harga Rumah Subsidi Naik
Selasa 31-10-2017,00:58 WIB
KEJAKSAN – Ketua Real Estate Indonesia (REI) DPD Jawa Barat Komisariat Cirebon, Wawan Setiawan menjelaskan kenaikan harga rumah subsidi yang bakal diberlakukan mulai awal 2018 tidak akan mempengaruhi minat masyarakat memiliki rumah.
|
Wawan Setiawan. Foto: Suwandi/Rakyat Cirebon |
Menurut Wawan, tingginya angka deadlock perumahan menjadi sinyalemen kuat pasar properti tahun depan bakal tetap cemerlang.
“Deadlocknya masih banyak, masih ratusan ribu. Tinggal penghasilan masyarakatnya ini, makin tinggi harga rumah penghasilan masyarakatnya harus semakin tinggi harus di atas Rp3 juta,” ungkap Wawan kepada Rakyat Cirebon, kemarin.
Menurutnya, kenaikan harga rumah subsidi merupakan hal yang tidak bisa ditawar. Salah satunya disebabkan naiknya harga lahan dan bahan bangunan.
Sehingga mau tidak mau, melalui kebijakan pemerintah, harga rumah subsidi pun didorong naik. “Kenaikan harga itu mengcover harga kenaikan lahan dan harga bahan,” ujarnya.
Hanya saja, Wawan mewanti – wanti agar masyarakat yang belum memiliki rumah untuk menghitung kembali penghasilan. Pasalnya, kenaikan harga rumah subsidi jika tidak dibarengi dengan naiknya penghasilan masyarakat juga berpotensi menurunkan daya beli masyarakat
“Sekarang masalahnya, itu (harga rumah subsidi, red) naik terus, penghasilan masyarakatnya naik nggak. Itu yang bakal jadi deadlock, kalau harga bahan dan harga tanah discover terus sama pemerintah,” katanya.
Di sisi lain, besarnya kebutuhan rumah juga menjadi salah satu yang membuat REI optimis. Pasalnya, berapapun jumlah unit rumah yang dikembangkan, bakal tetap terserap. Lebih lagi saat ini, pengembang sudah bisa memetakan segmen dengan membuat berbagai tipe rumah.
Wawan menuturkan, segmentasi pasar rumah berdasarkan tipe yang dijual merupakan hal yang penting. Dia menyebut, rumah seharga Rp130 juta sampai Rp500 juta dipasarkan untuk ekonomi lemah.
Sementara untuk rumah seharga Rp600 juta sampai Rp1 miliar menyasar segmen menengah ke atas. “Masih banyak, untuk segmen pasar subsidi tidak mengenal lemahnya ekonomi. Naik terus, karena rumah merupakan kebutuhan rumah utama,” jelasnya. (wan)
Sumber: