Tahun Depan Harga Rumah Subsidi Naik

Tahun Depan Harga Rumah Subsidi Naik

KEJAKSAN –  Ketua Real Estate Indonesia (REI) DPD Jawa Barat Komisariat Cirebon, Wawan Setiawan menjelaskan kenaikan harga rumah subsidi yang bakal diberlakukan mulai awal 2018 tidak akan mempengaruhi minat masyarakat memiliki rumah. 
\"rei
Wawan Setiawan. Foto: Suwandi/Rakyat Cirebon 
Menurut Wawan, tingginya angka deadlock perumahan menjadi sinyalemen kuat  pasar properti tahun depan bakal tetap cemerlang.  

“Deadlocknya masih banyak, masih ratusan ribu. Tinggal penghasilan masyarakatnya ini, makin tinggi harga rumah penghasilan masyarakatnya harus semakin tinggi harus di atas Rp3 juta,” ungkap Wawan kepada Rakyat Cirebon, kemarin.

Menurutnya, kenaikan harga rumah subsidi merupakan hal yang tidak bisa ditawar. Salah satunya disebabkan naiknya harga lahan dan bahan bangunan. 

Sehingga mau tidak mau, melalui kebijakan pemerintah, harga rumah subsidi pun didorong naik. “Kenaikan harga itu mengcover harga kenaikan lahan dan harga bahan,” ujarnya. 

Hanya saja, Wawan mewanti – wanti agar masyarakat yang belum memiliki rumah untuk menghitung kembali penghasilan. Pasalnya, kenaikan harga  rumah subsidi jika tidak dibarengi dengan naiknya penghasilan masyarakat juga berpotensi menurunkan daya beli masyarakat

“Sekarang masalahnya, itu (harga rumah subsidi, red) naik terus, penghasilan masyarakatnya naik nggak. Itu yang bakal jadi deadlock, kalau harga bahan dan harga tanah discover terus sama pemerintah,” katanya.

Di sisi lain, besarnya kebutuhan rumah juga menjadi salah satu  yang membuat REI optimis. Pasalnya, berapapun jumlah  unit rumah yang dikembangkan, bakal  tetap terserap.  Lebih lagi saat ini, pengembang sudah bisa memetakan segmen dengan membuat berbagai tipe rumah.

Wawan menuturkan, segmentasi pasar rumah berdasarkan tipe yang dijual  merupakan hal yang penting. Dia menyebut, rumah seharga Rp130 juta sampai Rp500 juta  dipasarkan untuk ekonomi lemah. 

Sementara untuk rumah seharga  Rp600  juta sampai Rp1 miliar  menyasar segmen menengah ke atas. “Masih banyak, untuk  segmen pasar subsidi tidak mengenal lemahnya ekonomi.  Naik terus, karena rumah merupakan kebutuhan rumah utama,” jelasnya. (wan)

Sumber: