Ketua PCNU: Hentikan Aktivitas LGBT

Ketua PCNU: Hentikan Aktivitas LGBT

MAJALENGKA – Ketua PCNU Majalengka KH Harun Badjuri menyikapi serius munculnya komunitas Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT) di Majalengka.
\"kadinkes
 Aktivis KAMMI menolak LGBT. image jawapos.com
Dijelaskan Harun, dirinya menolak keras adanya komunitas tersebut. Karena dinilai bertentangan dengan agama dan naluri kemanusiaan. 

Apalagi dampak negatifnya sudah ada 47 orang yakni terjangkit ODHA atau Orang Dengan HIV/Aids. “Sehingga aktivitas mereka sangat negatif dan bukan untuk dirinya sendiri melainkan akan merusak keluarganya serta lingkungan sekitarnya,” tegas Harun, Selasa (24/10).

Menurut Harun, lingkungan di sekitar mereka akan terdampak karena komunitas serta aktivitas mereka. Oleh karenanya, pihaknya menolak keras keberadaan aktivitas tersebut di Majalengka. 

Penolakan keras tersebut, jelas Harun, bukan terhadap individualnya melainkan aktivitas mereka yang meresahkan masyarakat. Apalagi instansi terkait sendiri sudah mencatat sebanyak 1.440 orang masuk dalam LGBT. Tentang individualnya mereka sangat diperlukan pengertian. 

“Kalau orangnya tentu harus kita lindungi dan dibela. Namun aktivitas mereka yang harus dihentikan,” jelasnya.  

Harun menambahkan, Peran keluarga dan tokoh masyarakat dilingkungan mereka sangat dibutuhkan. Peran lintas sektoral juga harus bisa mendakwahkan mereka guna memberikan pembelajaran baik dari sisi hokum dan kesehatan mereka itu sendiri karena sudah sangat jelas merugikan diri sendiri.

Sementara itu, agama sendiri menolak keras berkaitan dengan hal-hal yang dapat merusakkan atau berdampak negatif. Peranan tokoh agama, dan para kiai dan pihak keamanan harus bisa melakukan kajian taklim dengan cara yang baik sesuai ajaran Islam. Tentunya bukan dengan kekerasan.

 Sebelumnya, Dinas Kesehatan (Dinkes) Majalengka mengaku prihatin atas munculnya informasi di jejaring sosial terkait keberadaan komunitas gay. Kadinkes Majalengka H Alimudin SSos MM MKes mengaku, tidak mengetahui persis keberadaan komunitas tersebut, karena melakukan kegiatan secara sembunyi. Namun komunitas itu memang sudah terendus berada di wilayah selatan Majalengka.

\"Kami tidak bisa sebutkan secara langsung daerahnya. Tetapi memang informasi lokalisasinya ada dan kami juga kaget. Tentunya informasi ini meresahkan masyarakat Majalengka. Dalam medsos itu gay tercatat ada 1664 orang, tetapi dari catatan pihak kami ada 1440 orang,\" paparnya.

Bahkan, kata dia, dari jumlah 1440 itu 47 orang diantaranya terinfeksi HIV. Mereka juga sering menjalani pemeriksaan atau pengobatan secara rutin di Rumah Sakit yang sudah terdapat klinik akasia. Mereka terdiagnosa Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) yang melakukan pengobatan seumur hidupnya.

Pihaknya mengaku, ada hambatan ketidaktahuan penyebaran penyakit tersebut. Karena keterbatasan sumber daya alam (SDM) dan anggaran yang ada. Dalam keberadaan golongan itu pihaknya hanya sebatas penanganan ketika ada warga Majalengka terjangkit penyakit tersebut. 

Pihaknya, juga sudah melakukan koordinasi dengan 19 Puskesmas yang telah memiliki klinik untuk penanganan penyakit HIV/AIDS. Setiap tahun warga terjangkit HIV secara fakta memang mengalami peningkatan. Aktivitas juga cukup tinggi dan terus diupayakan menekan jumlah tersebut. 

\"Soal mencegah keberadaan komunitas itu dan penanganan guna menekan jumlah itu tentu dibutuhkan koordinasi lintas sektoral di Majalengka. Pihak kami akan mendorong melalui anggaran baik dari APBD II dan dari Dinas Provinsi Jawa Barat,\" imbuhnya. 

Menurutnya, melalui anggaran itu akan difasilitasi terkait sosialisasi dan Sejumlah kegiatan lain untuk menekan angka HIV/AIDS di kota angin. Tidak dipungkiri berdasarkan fakta bahwa warga kota angin yang terjangkit virus itu kian bertambah. Mungkin akibat eksodus atau kegiatan diluar daerah mereka. 

\"Kesehatan merupakan fokus penanganan ketika mereka sakit. Peran lintas sektoral itu yang sangat dibutuhkan sebagai langkah pencegahan. Yang dikhawatirkan aktivitas dari luar daerah dan dibawa ke Majalengka,\" tandasnya.(hsn)

Sumber: