23 Tahun, Arisman “Berteman” dengan Kresek

23 Tahun, Arisman  “Berteman” dengan Kresek

MAJALENGKA – Usia Arisman saat ini sudah menginjak 23 tahun. Jika saja ia sekolah, tentunya sudah lulus Perguruan Tinggi. Namun, Arisman merupakan pemuda yang tidak berdaya. 
\"arisman
Arisman warga Majalengka lumpuh sejak kecil. Foto: Hasan/Rakyat Cirebon
Karena, sejak usia tujuh bulan badannya sering sakit kejang. Perkembangan tubuh normalnya mulai mengalami kelainan yaitu mengalami lambat pertumbuhan.

Selama 23 tahun, ia tergolek di tempat tidur, dan plastik kresek sebagai mainannya sehari-hari, terutama tatakala ibunya bekerja.

Tinggal di RT 4 RW 1 blok Jumat, Kelurahan Cigasong, Kecamatan Cigasong Majalengka, Arisman tinggal bersama ibunya, Enah (60). Ia sangat sabar mengurusnya dengan kasih sayang. Dalam rumah yang hanya dua petak itulah Enah mengurus anak bungsunya yang kadang ia tinggal saat bekerja.

Ketika Rakyat Cirebon menyambangi Arisman menjelang Magrib, Enah nampak tetap tegar dengan kondisi kesederhanaannya. Ia menuturkan, tak pernah mengeluh walaupun harus mengurus anak bungsunya layaknya bayi. Karena selain hanya tergolek,  Arisman juga tidak bisa mengunyah.

Menurut Enah, anak bungsunya lahir di rumah sakit Cirebon dalam kondisi normal dengan berat 4 kilogram. Ketika usia Arisman menginjak 7 bulan, ia sempat pindah ke Ciawi Bogor dan disanalah awal sakit Arisman.

\"Saat sakit kejang-kejang. Arisman usia 7 bulan dan sempat dibawa ke RS Ciawi Bogor namun disana tidak dinyatakan penyakitnya apa,\" ungkap Enah seraya mengatakan sejak itu pertumbuhannya anaknya tidak normal.

Secara fisik Arisman mengalami keterlambatan perkembangan fisik, tidak bisa bicara, tidak bisa mengunyah. Sehingga Enah sengaja memberinya makanan lunak untuk 2 kali makan sehari dan roti sebagai selingan makanan ringan.

Sejak suaminya, Rasim, meninggal dunia  3 tahun lalu.  Sehari-hari Enah mengais rezeki menjadi pekerja yang mengantongi kerupuk pada home industri terdekat dengan upah  sehari Rp15 ribu  sampai dengan Rp18 ribu. \"Ini (upah, red) hanya cukup untuk membeli popok dan rotinya Arisman saja,\" ucapnya pasrah. 

Sementara untuk kesehariannya Enah kadang dibantu anak-anaknya yang sudah berkeluarga. Dari pantauan, Arisman adalah bungsu dari empat bersaudara. Rumahnya yang hanya 2 petak ruangan sekira 2x4 meter hingga saat ini belum dapat bantuan Rutilahu atau program lain dari pemerintah setempat.

Dua ruangan sempit yang ditempati hanya untuk tempat tidur Arisman dan ruang depan tempat menyimpan berbagai keperluan pribadi. Sementara untuk MCK berada di halaman depan rumahnya. “Terakhir, Pak Karna (Wakil Bupati Majalengka, red) sempat berkunjung,” imbuhnya.(hsn)

Sumber: