Program Pemkab Dinilai Mubazir

Program Pemkab Dinilai Mubazir

MAJALENGKA – Anggota Komisi IV DPRD Majalengka H Sudibyo BO SSos SE MM meminta kesungguhan pemerintah kabupaten Majalengka dalam menganggarkan kembali program pembangunan rumah tidak layak huni (Rutilahu).
\"pemkab
Anggota Komisi IV DPRD Majalengka H Sudibyo. dok. Rakyat Cirebon
Menurutnya, pemkab harus menggulirkan kembali program pembangunan rutilahu, karena program tersebut sangat diperlukan oleh masyarakat yang tidak mampu. Tidak hanya di pedesaan, warga di perkotaanpun masih banyak yang tidak memiliki rumah layak huni. 

“Program rutilahu sangat penting dan bermanfaat bagi masyarakat bawah. Ini bagian dari menyejahterakan rakyat,” ujar Sudibyo kepada Rakyat Cirebon, Jumat (15/9).

Sudibyo juga mengaku, prihatin ketika membaca berita di harian umum Rakyat Cirebon edisi (13/9), yang mengangkat warga miskin yang selama setengah abad tidak mendapat perhatian dari pemkab. Terlepas dari benar tidaknya pengakuan warga tersebut, namun tidak menutup kemungkinan masih adanya warga Majalengka yang masih tinggal di rumah tidak layak huni.

Selain itu, kata dia, jangan sampai pemkab membuat program yang mubazir. Dia mencontohkan pembangunan taman di depan pendopo, di bahu jalan dan pembangunan infrastruktur lainnya yang bersifat pemborosan. Serta program-program yang manfaatnya tidak dirasakan langsung oleh masyarakat.

“Saya sempat kaget, masa ada warga yang kondisinya sangat memprihatinkan, belum tersentuh oleh pemerintah. Selama ini taman yang masih bagus dirubah kembali dengan anggaran yang tidak sedikit. Daripada dipakai untuk hal demikian, lebih baik digunakan untuk mengentaskan kemiskinan supaya lebih bermanfaat. Kan itu juga program pemkab,” tandasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Nurdiman, salah seorang warga yang tinggal di blok Gunung tengah desa Sukadana kecamatan Argapura. Bertahun tahun menghuni rumah yang kumuh belum lagi bocor ketika musim hujan. Kondisi tersebut diperparah dengan rasa waswas ketika ada angin kencang manakala datang malam penghuni rumah merasa kedinginan. 

Keterpurukan karena ekonomi yang menimpa warga desa Argapura ini sudah bertahun-tahun. Bahkan, sudah hampir setengah abad tanpa diperhatikan oleh pemerintah daerah maupun pemerintah pusat.  

Untuk menyambung hidup setiap hari dirinya  harus mengandalkan buruh tani. Itupun kadang mencukupi kadang tidak. ironisnya kemiskinan ini berdampak pada salah satu anggota keluarganya yang mengakibatkan depresi.

Menurut Nurdiman dirinya sudah sejak lama mengharapkan adanya bantuan dari pemerintah. Namun, sampai sekarang belum ada perhatian dari pemerintah yang mempedulikan kehidupannya. Padahal rumahnya kalau ujan besar bocor dan beruntung sekarang musim kemarau.

Sementara itu, Camat Argapura kabupaten Majalengka, Ateng Dadang Herawan SSos membantah terkait adanya salah seorang warga yang tinggal di rumah tidak layak huni di blok Gunung Tengah desa Sukadana kecamatan Argapura, yang belum mendapatkan perhatian dari pemerintah.

Menurut Ateng, sekitar tahun 2001 rumah tersebut dibangun dengan bantuan masyarakat dan pemerintah baik desa ataupun kecamatan secara sukarela. Bahkan, awal tahun kemarin sudah masuk dalam data untuk pembangunan rutilahu oleh Pemerintah kecamatan.

Namun sehubungan dengan kuota yang terbatas, sehingga pembangunan tersebut terpaksa harus ditunda. Akan tetapi pihaknya menegaskan rumah milik Nurdiman itu akan dimasukan dalam anggaran rutilahu tahun sekarang.

“Awalnya, dia tidak punya rumah, namun pada 2001 warga dan pemerintah bahu-membahu gotong-royong untuk membuatkan rumah. Sebenarnya, tahun kemarin juga sudah dianggarkan dan didata. Namun, karena jumlahnya terbatas, jadi terpaksa di anggarkan di tahun sekarang,” ujarnya ketika dikonfirmasi.(hsn)

Sumber: