Garam Impor Berbedar, Produk Lokal Tersingkir

Garam Impor Berbedar, Produk Lokal Tersingkir

INDRAMAYU - Petani garam di Kabupaten Indramayu masih mengeluhkan kondisi pasar yang tidak berpihak. Bahkan nasibnya seperti tidak mendapat perhatian. Kondisi ini diperparah akibat garam impor yang berbedar luas dan menyingkirkan keberadaan garam lokal.
\"stok
Stok garam Indramayu menumpuk. Foto: Tardi/Rakyat Cirebon 
Di wilayah Losarang misalnya. Para petani garam belum bisa memasarkan hasil produksi dengan harga yang sesuai. Dampak terhadap garam lokal itu salah salah satunya berakibat pada jatuhnya harga di pasaran lantaran membanjirnya garam impor dari Australia.

Menurut sejumlah petani, atas dampak itu pula stok garam pada panen raya kali ini semakin menumpuk di gudang-gudang penyimpanan. Ironisnya, penurunan harga yang terjadi terbilang sangat drastis. 

Dari sebelumnya diangka Rp4 ribu, kini hanya dikisaran Rp1.000 sampai Rp1.1000 saja per kilogramnya.‎ \"Penjualan garam lokal sepi pembeli. Harganya turun drastis,\" ungkap salah satu petani garam, Warsono.

Diharapkannya, dinas/instansi dan pihak-pihak terkait agar segera turun tangan mengatasi permasalanhan yang dihadapi petani garam tersebut. 

Sehingga anjloknya harga garam lokal akibat garam impor bisa diselesaikan sesuai harapan dan tidak menunggu waktu lama. \"Kami berharap ada perhatian dan solusi untuk permasalahan ini,\" pungkasnya. (tar)

Sumber: