Tanaman Cabai Diserang Hama Jamur

Tanaman Cabai Diserang Hama Jamur

MAJALENGKA - Beberapa petani tanaman cabai merah dan cabai kriting di desa Trajaya, Kecamatan Palasah, mulai mengeluhkan serangan hama kuning daun. Hama tersebut mengakibatkan daun tanaman cabai menguning. 
\"petani
Petani Majalengka terpaksa usir hama dengan pestisida. Foto: Hasan/Rakyat Cirebon
Serta lalat buah yang berimbas cabai membusuk dan rontok jelang memasuki masa panen pada akhir bulan ini.

Menurut Utis (44), petani hortikultura yang menanam berbagai jenis tamanan, diantaranya cabai kriting dan cabai merah, mengaku terpaksa menggunakan pestisida untuk memusnahkan hama jenis fungi yang mengakibatkan daun berjamur.

Selain diserang hama jamur pada tanaman cabai, Utis yang sudah melakukan tiga kali panen cabai dalam kurun waktu satu tahun ini menyebut pada masa tanam awal Agustus tersebut hama lalat buah (Bactocera sp, red) mulai menyerang pada awal September.

Menurut Utis, dampak dari hama lalat buah tersebut berimbas rontoknya buah dan tidak bisa dipanen dan mengakibatkan satu pohon dan seluruh tanaman cabai merah miliknya berkurang produksinya.

“Lalat buah menyebabkan buah cabai busuk dan rontok sebelum matang. Karena lalat betina memasukkan ke dalam buah cabai, akibatnya satu batang tanaman cabai bisa mengalami kerontokan sekitar lima persen. Apalagi, tidak segera disemprot dengan insektisida,” terang Utis, Jumat (8/9).

Pada masa tanam semester kedua tahun ini, Utis mengaku menanam cabai sebanyak 3 ribu batang, yang mampu menghasilkan 8 kilogram cabai per batang. Sementara, dengan adanya serangan hama lalat buah tersebut, dipastikan produksi cabai miliknya mengalami penyusutan.

Pada masa tanam sebelumnya tanpa ada serangan hama lalat buah, ia mengaku pernah mendapatkan hasil sebanyak 25 kuintal, dengan lahan seluas setengah hektare.

Menurut Utis, serangan hama lalat buah tersebut justru terjadi saat buah cabai masih berwarna hijau dan kemudian mulai menguning dan rontok. Meski telah menggunakan perangkap dengan kapas dicampur petroganol, buah cabai menggunakan botol yang dipasang pada beberapa tonggak bambu, namun hama lalat buah masih menyerang.

“Saya terpaksa menggunakan insektisida kimia jenis petroganol untuk mengatasi serangan lalat buah pada tanaman cabai yang saya tanam”, terangnya.

Ia juga menjelaskan, produktivitas tanaman cabai yang dipastikan menurun tersebut, dengan asumsi rata-rata per batang mengalami penurunan produksi sekitar dua kilogram, bisa mendapatkan hasil sekitar 15 hingga 20 kuintal cabai merah senilai Rp30 juta, dengan asumsi harga per kilogram Rp15 ribu. 

Pihaknya mengaku, menanam cabai membutuhkan modal cukup besar dan penuh resiko, saat harga anjlok dan bisa mengalami keuntungan jika harga tinggi.

Selain melakukan upaya penanganan sendiri, Utis juga aktif berkonsultasi dengan penyuluh pertanian, dan dengan sesama petani cabai. “Konsultasi tersebut diantaranya bisa memberikannya solusi cara mengatasi berbagai hama pada tanaman cabai,” imbuhnya.(hsn)

Sumber: