Ratusan Hektare Tanaman Padi Terancam Gagal Panen

Ratusan Hektare Tanaman Padi Terancam Gagal Panen

MAJALENGKA - Ratusan hektare sawah di desa Tanjungsari kecamatan Leuwimunding terancam gagal panen. Penyebanya, kurangnya pasokan air yang mengairi areal persawahan di daerah tersebut.
\"lahan
Lahan pertanian di Majalengka dilanda kekeringan. Foto: Hasan/Rakyat Cirebon
Hingga kini sekitar ratusan hektare tanaman padi terancam mengalami gagal panen akibat musim kemarau yang berlangsung dalam dua bulan terakhir.

Salah seorang petani Nasuha (45) mengatakan, tanaman padi yang terancam gagal panen berusia antara 30 hingga 45 hari. Menurutnya, batang tanaman padi yang seharusnya hijau menjadi kuning karena layu kekurangan air. 

\"Sawah disini mengandalkan air hujan untuk mengairi area persawahan. Namun sejak dua bulan terahir, hujan tidak turun sehingga sumber-sumber air menjadi kering,\" ujar Nasuha, Selasa (29/8).

Ia mengungkapkan, karena batang tanaman padi mulai kuning dan layu akibat tidak bisa tumbuh subur, para petani terpaksa membiarkan arel persawahan ditumbuhi semak belukar.

Menurut Nasuha, para petani telah berusaha menggunakan mesin pompa air untuk mengairi sawah yang kekeringan. Namun tetap tak bisa memenuhi kebutuhan seluruh areal persawahan karena debit air terbatas.

Selain itu, kata dia, petani berharap pemerintah Kabupaten Majalengka bisa membantu mengatasi masalah para petani yang sedang mengalami masalah krisis air untuk kebutuhan tanaman padi.

\"Harapannya ada bantuan dari pemerintah untuk mengairi sawah yang kekeringan. Karena ini harapan kami satu-satunya dari hasil pertanian,\" ujarnya.

Sementara itu, akibat kemarau panjang, kawasan TNGC desa Bantaragung Kecamatan Sindangwangi tepatnya di blok Cangkuang dusun Malarhayu Majalengka terbakar. 

Beruntung api bisa dipadamkan oleh masyarakat bersama petugas TNGC dan Koramil serta Polsek Sindangwangi. 

Menurut Ardawi salah seorang warga desa setempat, jika di wilayah hutan TNGC Bantaragung tersebut setiap musim kemarau kerap terjadi kebakaran. 

Hal itu disebabkan adanya cadas ngampar atau areal bebatuan keras yang tidak ditumbuhi pepohonan. Dan hanya rumput ilalang kering yang mudah terbakar, akibat gesekan dengan batu saat ditiup angin.

\"Di hutan itu (TNGC, red) memang ada wilayah cadas bebatuan yang tidak ditumbuhi pohon dan hanya rumput  kering yang mudah terbakar,\" ucapnya.

Terpisah, Dandim 0617 Majalengka melalui Danramil Rajagaluh Kapten Deden Suparman menambahkan, untuk mengatasi kebakaran, pihaknya bersama masyarakat langsung kelokasi membantu proses pemadaman. 

\"Alhamdulilah, berkat kerjasama semua pihak api berhasil kami padamkan,\" imbuhnya. (hsn/pai)

Sumber: