Angin Kencang Berpotensi Rusak Papan Reklame

Angin Kencang Berpotensi Rusak Papan Reklame

MAJALENGKA – Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kelas III Jatiwangi, Tri Agus Pramono memperingatkan pengguna jalan untuk mewaspadai dampak angin monsun timur yang sangat kencang dalam beberapa hari ke depan di wilayah Majalengka.
\"bmkg
Papan reklame di Majalengka. dok.Rakyat Cirebon
“Dampak angin kencang tersebut diantaranya merobohkan papan reklame, baliho, dan pohon. Masyarakat dan Pengguna jalan juga diharapkan waspada terhadap potensi angin ini,\" ujar Tri kepada Rakyat Majalengka, Senin (28/8).

Menurut Tri, puncak musim kemarau tahun ini terjadi mulai Juli hingga September. Pada puncak musim kemarau, angin yang terjadi di Indonesia datang dari Australia. Angin itu memiliki tekanan udara lebih tinggi dibandingkan wilayah Asia.

\"Saat ini, tekanan udara di Australia sekitar 1.026 milibar dan di Asia sekitar 1.002 milibar. Selisih besar ini menguatkan kecepatan angin di Indonesia, terutama di Jawa, termasuk wilayah Majalengka,\" ucapnya.

Selain itu, Tri mengungkapkan, saat ini pola angin di Jawa mengalami kenaikan. Angin tersebut bertiup dari arah timur-tenggara dengan kecepatan berkisar antara 15-30 knots atau 30-55 kilometer per jam.

Menurut Tri, selain adanya selisih tekanan udara antara Australia dan Asia, BMKG memprediksi angin yang terjadi di musim kemarau ini angin monsun timur ini dimulai semenjak April hingga Oktober mendatang.

“Namun, di antara Juni, Juli dan Agustus merupakan puncak angin monsun timur yang anginnya mencapai kecepatan maksimum mencapai dua puluh not atau sekitar empat puluh kilometer per jam,” tandasnya.  

Hal senada juga diutarakan oleh Prakirawan BMKG Jatiwangi, Ahmad Faa Iziyn. Menurutnya, semenjak April lalu prakiraan cuaca di sekitar wilayah Majalengka sudah menghadapi musim kemarau. Dimana dalam musim kemarau kali ini ditandai dengan adanya angin monsun timur.

“Angin monsun timur ini adalah angin yang berhembus mulai dari Australia melewati pulau Jawa. Angin sifatnya kering karena melewati gurun pasir Australia melewati pulau jawa dan mengenai Majalengka,” imbuhnya.

Peringatan BMKG kelas III Jatiwangi akan dampak angin monsun timur yang sangat kencang dalam beberapa hari ke depan di wilayah Majalengka membuat warga mulai waswas.

Salah seorang warga Majalengka, Trikusnadi mengaku, selama musim kemarau yang disertai angin kecang ini selalu menghindari aktivitas di luar ruangan. Hal ini, untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan. Jika dipaksakan harus keluar ruangan, ia memakai jaket dan sarung tangan untuk menghindari terpaan langsung angin kencang.

\"Sampai-sampai punggung tangan saya menghitam, karena biasanya saya gak suka pakai sarung tangan. Tetapi sekarang kondisinya sangat terik. Selain itu saya sengaja juga pakai jaket karena memang sangat panas,\" ungkap Trikusnadi, Senin (28/8).

Menurutnya, dibandingkan dengan tahun sebelumnya, musim kemarau tahun ini terasa lebih panas. Sehingga aktivitas perjalanan menggunakan motor harus diimbangi dengan pakaian dan penutup untuk menghindari panas.

\"Waspadai saja, karena angin kencang juga bisa menerjang motor yang sedang melaju. Makanya saya sangat berhati-hati. Karena memang pernah angin tiba-tiba datang dan membuat saya hilang keseimbangan saat berkendaraan,\" jelasnya.

Hal senada diungkapkan masyarakat lainnya, Dodi. Saat siang hari pihaknya sering berlindung di sebuah warung dekat pohon rindang. Hal ini disebabkan suhu panas. Sebab, di wilayah Palasah dan Sumberjaya suhunya sangat panas serta anginnya lebih kencang.

\"Sabtu dan Minggu kemarin saja, anginnya lebih kencang dibandingkan di wilayah kota. Bahkan, Sabtu kemarin di wilayah saya, anginnya sangat kencang. Sehingga saya tidak berani keluar rumah,\" ujarnya. (hsn/hrd)

Sumber: