Orientasi Produksi Beralih ke Agribisnis

Orientasi Produksi Beralih ke Agribisnis

MAJALENGKA – Bupati Majalengka DR H Sutrisno SE MSi mengatakan, sektor pertanian memberikan kontribusi dalam berbagai jenis produksi bahan pangan. 
\"majalengka
Bupati Majalengka Sutrisno. dok. Rakyat Cirebon 
Baik yang berasal dari tanaman pangan, perkebunan, dan kehutanan sebagai sumber pangan nabati, maupun yang berasal dari peternakan dan perikanan sebagai sumber pangan hewani.

“Peran sektor pertanian sebagai penghasil bahan pangan akan semakin besar di tengah permasalahan atau krisis pangan sebagai akibat persaingan beberapa jenis komoditas pertanian,” ujar Sutrisno kepada Rakyat Cirebon, kemarin.

Menurutnya, peluang dan tantangan pembangunan pertanian dalam meningkatkan penyediaan bahan pangan, melalui peningkatan produktivitas dan kualitas produksi, memerlukan pemberdayaan serius sumberdaya pertanian. Termasuk pengembangan sumber-sumber pangan lokal yang ada di setiap daerah.

“Kita telah mengubah haluan dan strategi pembangunan pertanian. Dari orientasi produksi ke orientasi agribisnis. Era agribisnis akan menuntut terwujudnya proses dan sistem usaha tani yang dinamis dan rasional. Serta tercermin dalam perilaku para pelakunya terutama petani,” paparnya.

Oleh karena itu, dia menyarankan, para penyuluh pertanian sebagai partner petani dituntut pula mampu menyesuaikan diri dengan terus meningkatkan pengetahuan, kemampuan, dan profesionalisme. 

Menurutnya, penyuluh harus hadir di antara para petani untuk dapat membantu meningkatkan sumberdaya manusia serta memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi.

“Penyuluh pertanian harus bisa menyesuaikan diri dengan kebutuhan zaman. Jangan pernah berhenti belajar dan terus mengembangkan dan membina para petani dalam menjalankan aktivitasnya,” imbuhnya.

Sebelumnya, Dinas Pangan Kabupaten Majalengka mengungkapkan saat ini 67 penlukuh pertanian melayani 330 desa. Padahal, idealnya satu desa satu penyuluh.

Kepala Dinas Pangan Kabupaten Majalengka, Ir H Bayu Jaya MSi belum lama ini mengaku, dinas pertanian membutuhkan banyak sekali penyuluh pertanian guna memberikan penyuluhan kepada para petani di Majalengka. 

Padahal, kata dia, dalam peraturan setiap desa seharusnya memiliki satu tenaga penyuluh. Di Majalengka ada 330 Desa. Sedangkan Dinas Pangan Kabupaten Majalengka hanya memiliki 67 orang penyuluh, ditambah tenaga harian lepas  sebanyak 180 orang. Kondisi tersebut jelas tidak mencukupi, terlebih dalam waktu dekat ada  tujuh orang yang akan pensiun. 

\"Berarti, Majalengka masih membutuhkan ratusan tenaga penyuluh. Saya harap pemerintah pusat memperhatikan hal ini. Agar target swasembada pangan dan kebutuhan pangan masyarakat selalu terpenuhi,\" tutur Bayu. 

Lebih lanjut Bayu mengungkapkan, saat ini penyuluh di Majalengka kondisinya sangat mengkhawatirkan. Karena, satu penyuluh harus memegang satu sampai empat desa per orangnya.

\"Saya kasian pada mereka, selain memegang lebih dari satu desa, ditambah lagi jarak antar desa yang harus ditempuh mereka kadang begitu jauh. Tetapi sejauh ini mereka masih semangat, meski kadang mengeluh,\" ujarnya. 

Dia menambahkan, pemerintah pusat harus segera menambah jumlah penyuluh di Majalengka agar tidak menjadi problem teknis dikemudian hari.  Tidak hanya itu, pemerintah juga harus memperhatikan nasib tenaga penyuluh yang sudah mengabdi sejak lama. 

\"Saya berharap kalau ada dengan ada pengakatan PNS, penyuluh di Majalengka dapat kebagian. Semoga saja pengangkatan para penyuluh menjadi PNS dapat lebih meningkatkan kinerja mereka,\" katanya.(hsn)

Sumber: