Tak Mampu Bayar Cicilan per Bulan, Pilih Los yang Lebih Murah

Tak Mampu Bayar Cicilan per Bulan, Pilih Los yang Lebih Murah

JATIWANGI -  Hampir sebagian besar pedagang lama di pasar Ciborelang memilih los sebagai tempatnya berjualan. Karena mereka tak mampu membeli kios terkait harganya yang dianggap terlalu mahal.
\"pedagang
Pedagang pasar Ciborelang. dok. Rakyat Cirebon
Salah seorang pedagang, Sumaryono mengatakan, dipilihnya los berukuran 1,8 meter X 1,8 meter karena harganya lebih terjangkau oleh para pedagang. 

Sedangkan kios harganya jauh lebih mahal yang tidak memungkinkan bisa dicicil oleh pedagang kecil. Seperti penjual sayuran, pakaaian dengan omset kecil atau pedagang bakul.

Dia mengaku, lebih memilih los yang kecil, dan membeli kios dengan cara kontan yang uangnya diperoleh dari pinjaman bank. Alasannya kalau mencicil melalui pengembang bila dikalkulasi harganya jauh lebih mahal.

“Saya akhirnya pinjam ke bank, kemudian saya mencicil ke bank selama lima tahun. Itu kami pikir lebih murah bisa dibanding nyicil kios ke pengembang,” ujarnya.

Sedangkan hak guna bangunan itu sendiri, kata Sumaryono, hanya selama 25 tahun. Itu pun setelah hampir semua pedagang mengajukan permohonan jangka waktu yang lama kepada pengembang dan pemerintah. Karena awalnya HGB hanya berlangsung selama 20 tahun saja.

Hal senada juga diutarakan oleh Cecep yang juga pedagang sayur mengambil tiga los, yang berdampingan. Satu los diantaranya ditunggui keluarganya. Dia tak mengambil kios dengan alasan tak akan terjangkau biaya cicilannya, dengan cicilan sebesar Rp750 ribu per bulan.

“Rata-rata cicilannya memang Rp750 ribu hingga Rp800 ribu per bulan. Semua dicicil selama 5 tahun,” ujarnya.

Ia mengatakan, omzet dagangan mereka saat ini mengalami penurunan bila dibandingkan dengan kondisi pasar sebelum dibangun seperti sekarang. Hal ini terjadi karena jumlah pedagang bertambah, sementara pembeli masih tetap sama seperti sebelumnya.

“Kalau di pasar Ciborelang ini ramainya hanya pada hari pasar Rabu dan Sabtu. Sedangkan hari-hari biasa hanya pagi hingga pukul 11.00 WIB, setelah itu sepi pengunjung pasar jarang yang datang. Akhirnya pedagang pun menutup jualannya,” ujarnya.

Menurutnya, pedagang pakaian pun kebanyakan hanya dua hari berjualan, tak heran bila pasar di lantai dua pada hari-hari biasa sepi tak ada yang berjualan seorang pun.

Sekarang ini, kata dia, banyak kios yang kosong. Selain terjadi perluasan pasar, juga harga kios yang dianggap terlalu mahal. “Cicilannya mencapai Rp3,5 juta per bulan selama lima tahun,” imbuhnya.(hsn)

Sumber: