Waspadai Pemeriksaan Kesehatan Gratis

Waspadai Pemeriksaan Kesehatan Gratis

MAJALENGKA – Maraknya modus pemeriksaan kesehatan gratis sejumlah wilayah Majalengka harus diwaspadai oleh masyarakat. Pasalnya, selain diagnosanya meragukan juga pasien yang diperiksa dianjurkan membeli produk kesehatan miliknya.
\"pemeriksaan
Ilustrasi pemeriksaan kesehatan. dok. Rakyat Cirebon
Salah seorang mahasiswa, Abdul mengaku, menemukan warga yang sudah termakan rayuan pemeriksaan gratis. Imbasnya, warga diminta membeli produk yang ditawarkan. Padahal, setelah diperiksakan kembali ke dokter, hasilnya negatif. 

\"Saudara saya di Panyingkiran sempat memeriksakan diri ke petugas pemeriksaan kesehatan gratis tersebut, lalu didiagnosa bahwa dirinya punya gejala kanker. Dan diharuskan membeli obat penawarnya seharga Rp600 ribu,\" ungkap Abdul, Kamis (9/8).

Ia mengatakan, selanjutnya, karena pasien merasa tidak percaya, ia lalu mendatangi dokter yang biasa ia kunjungi ketika dia dan anaknya sakit. Berdasarkan keterangan dokter, saudaranya tersebut tidak terindikasi penyakit kanker.

\"Pemeriksaan kesehatan yang berujung harus beli obat itu tidak berdasar. Jangan-jangan izin dari dinas kesehatan juga malah tidak ada, alias ilegal,\" tegasnya.

Hal senada diungkapkan anggota LSM, Agus SSos. Pihaknya juga mengingatkan agar masyarakat tidak terlalu percaya kepada petugas pemeriksaan yang sengaja mencari ‘mangsanya’ di tempat-tempat umum. 

Persoalannya karena biasanya berujung kepada menawarkan produk obat berdasarkan hasil pemeriksaan yang keliru.

\"Ini harus diwaspadai. Masyarakt jangan terkecoh oleh pemeriksaan gratis. Karena biasanya diagnosa penyakit itu sekarang sudah direkayasa oleh alat-alat medis yang sudah beredar luas di pasaran,\" bebernya.

Agus mengatakan, sementara hasil diagnosa penyakit tertentu hanya dokter atau seseorang yang sudah sekolah dan kompeten di bidang kedokteran dan kesehatan. 

\"Masa ada lulusan sekolah lanjutan tingkat atas saja sudah bisa mendiagnosa penyakit. Parahnya, rata-tata diagnosanya salah. Karena ujung-ujungnya hanya berjualan obat dengan harga yang cukup mahal,\" imbuhnya. (hrd)

Sumber: