Makanan Berbahaya Masih Dijual Bebas

Makanan Berbahaya Masih Dijual Bebas

LEMAHWUNGKUK – Dinas Pangan Pertanian Perikanan dan Kelautan (DPPKP) Kota Cirebon mengungkapkan keamanan pangan di Kota Cirebon belum mencapai 100 persen. Masih ada temuan beberapa jenis bahan pangan  berbahaya yang dijual bebas di pasaran.
\"rapat
Rapat koordinasi Dewan Pangan Kota Cirebon. Foto: Suwandi/Rakyat Cirebon
Kepala DPPKP Kota Cirebon, drh Maharani Dewi menuturkan, dari tahun ke tahun, temuan bahan pangan berbahaya di Kota Cirebon selalu ada. Hanya saja, trennya  mengalami penurunan. 

Hal itu tidak lain, karena upaya yang dilakukan DPPKP Kota Cirebon  dalam melakukan pengawasan terhadap keamanan pangan di Kota Cirebon. 

“Pada 2015 pemeriksaan di delapan pasar tradisional menujukan tingkat keamanan pangan sebesar 80.89 persen. Bahan pangan yang dicurigai antara lain bihun positif klorin, saos sambal positif rhodamin B, tomat dan daun bawang positif perstisida,” ungkap Maharani.

Sementara pada 2016, kata dia, berdasarkan hasil pemeriksaan pada delapan pasar tradisional yang sama, tingkat keamanan pangan di Kota Cirebon berada di angka 88.57 persen sampai 95.65 persen. 

Hal tersebut seiring ditemukannya nugget positif boraks, tahu kuning berformalin, soun positif klorin, sosis positif rhodamin B dan formalin, serta kolang kaling mengandung formalin dan klorin.

“Terutama yang nugget. Dari temuan di lapangan ada yang memproduksi nugget berbahan dasar dedak. Kemudian dicampur dengan daging ayam terus dinamakan nugget ayam. Padahal kalau digoreng itu langsung keras, dan rasanya juga serpal,”  tegasnya.

Sementara itu, pada semester pertama 2017, dalam pemeriksaan terhadap 13 pasar, tiga toko buah dan pasar modern, pihaknya menemukan angka tingkat keamanan pangan di Kota Cirebon mencapai 88.57 persen. Hal itu karena ditemukan buah – buahan yang mengandung zat berhaya.

“Ada buah – buah impor yang mengandung pestisida atau formalin. Seperti apel fuji, apel lengkeng, ape grany smith, anggur merah, anggur hitam, jeruk mandarin dan jeruk ponkam,” tegasnya.

Masih belum amannya bahan makanan yang beredar di Kota Cirebon juga diamini Kepala Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan, Elmi Masruroh SP MSi. Dijelaskanya, temuan – temuan bahan makanan berbahaya di Kota Cirebon dikonfirmasi kebenarannya.

Hanya saja, kata Elmi, DPPKP masih belum bisa melakukan maksimalisasi pemeriksaan terhadap semua bahan makanan yang beredar di pasaran. Angka  tingkat keamanan pangan hanya diolah dari beberapa sampel makanan yang dites menggunakan tes cepat.

“Memang hasilnya belum bisa detil. Karena dari dinas sendiri masih keterbatasan alat uji-nya. Kami hanya mengetes beberapa sampel makanan yang banyak dikonsumsi dan sangat rawan adanya bahan berbahaya,” jelas Elmi.

Sehingga, kata dia, wajarkalau keamanan pangan yang beredar di Kota Cirebon masih sulit mencapai 100 persen. “Padahal, bukan tidak mungkin masih ditemukan bahan makanan lain yang mengandung zat berbahaya jika dilakukan tes lebih detil dan menyeluruh,” imbuhnya. (wan)

Sumber: