Bupati: Penerapan Sekolah Sehari Penuh Bukanlah Hal Baru

Bupati: Penerapan Sekolah Sehari Penuh Bukanlah Hal Baru

MAJALENGKA - Banyak kalangan menolak kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Prof Dr Muhadjir Effendy MAP menerapkan full day school (FDS) atau sekolah sehari penuh. Namun, bupati Majalengka Dr H Sutrisno SE MSi justru mendukung gagasan yang menuai pro dan kontra tersebut.
\"bupati
Kepsek SMAN 1 Leuwimunding M Ali tinjau kantin sekolah. Foto: Hasan/Rakyat Cirebon
Hal itu disampaikan Sutrisno ketika kunjungan ke SDN Ciparay kecamatan Leuwimunding. Menurutnya, ada beberapa nilai positif yang akan dihasilkan dengan penerapan pola full day school di Indonesia termasuk Majalengka. 

Salah satunya dengan berlama-lama di lingkungan sekolah, para pelajar tidak memiliki peluang atau waktu yang banyak untuk berinteraksi dengan lingkungan luar sekolah yang relatif sulit dikontrol pengaruh negatifnya.

Tidak hanya itu, kata dia, full day school juga akan membuat anak-anak lebih banyak bermain dan belajar di sekolah. Sehingga sepulang sekolah anak-anak akan enggan bermain di luar rumah. Apalagi, keluyuran karena sudah kelelahan saat bermain dan belajar di sekolah.

Menurutnya, sistem sekolah sehari penuh bukanlah hal yang baru. Bahkan beberapa sekolah seperti sekolah terpadu, dan pondok pesantren sudah lebih dulu menerapkan sistem tersebut. 

“Jika mereka tetap berada di sekolah hingga sore, maka dampak negatif dari luputnya pengawasan orangtua bisa dihindari. Kemudian, dengan lebih banyak di sekolah, waktu anak tidak akan tersita untuk hal-hal yang tidak semestinya,\" katanya.

Sementara itu, Kepala SMAN 1 Leuwimunding, Mohamad Ali SPd mengatakan, pihaknya sudah menerapkan konsep full day school. Bahkan, untuk menunjang program tersebut, di sekolahnya sudah disediakan sepuluh kantin dengan diisi oleh makanan berat, untuk menunjang kebutuhan siswa selama berada di sekolah. Selain itu, tenaga pendidik dan kependidikan juga sudah disediakan makan di sekolah.

Dikatakannya, terkait full day school, konsep ini bagus. Karena bukan jam pelajaran yang ditambah, tapi untuk jam aktivitas siswa di sekolah. Karena konsep seperti itu sudah lama diterapkan di sekolahnya melalui berbagai kegiatan ekstrakurikuler bagi siswa.

Selain itu, kata dia, konsep itu sangat baik untuk menempa mental anak agar mendapatkan masukan yang baik dan benar. Sehingga pendidikan karakter menjadi maksimal. Sekolah sehari penuh juga sangat membantu pengawasan orangtua terhadap anak yang saat ini masih lemah.

“Kondisi sekarang kebanyakan orangtua sibuk bekerja di kantor hingga sore menjelang petang. Sedangkan anak-anak yang hanya sekolah dari pagi hingga siang dan setelah pulang sekolah berada di rumah sendirian tanpa pengawasan,” ujarnya.(hsn)

Sumber: