Berangkat Sekolah Jam 4 Subuh demi Duduk di Bangku Depan

Berangkat Sekolah Jam 4 Subuh demi Duduk di Bangku Depan

KUNINGAN - Memasuki hari pertama sekolah, Senin (17/7), para orang tua siswa di sejumlah SD di Kuningan sejak pagi hari sekitar pukul 04.00 WIB sudah mendatangi sekolah. Mereka datang hanya untuk mendapatkan bangku paling depan untuk anaknya.

\"orang
Siswa SDN 1 Cilaja Kuningan rela berangkat subuh. Foto: Mumuh/Rakyat Cirebon  
Salah satu pantauan koran ini di lapangan, tampak sejumlah anak-anak didampingi para orang tua yang didominasi kaum ibu di Desa Cilaja, Kecamatan Kramatmulya, sejak pukul 04.00 WIB sudah mulai ramai berdatangan ke sekolah, tepatnya SDN 1 Cilaja.

Mereka buru-buru datang ke sekolah dengan suasana dingin hanya untuk mendapatkan bangku paling depan. Namun, para siswa baru ini belum bisa mendapatkan kursi karena pintu kelas belum dibuka oleh penjaga sekolah mengingat waktu masih pagi.

Dua puluh menit kemudian, petugas sekolah datang dan langsung membuka pintu kelas. Orang tua siswa dan anaknya pun langsung berebut bangku untuk duduk paling depan. Para siswa ini cukup bersemangat di hari pertama masuk sekolah walaupun harus bangun sejak jam empat pagi.

Setelah mendapatkan bangku, mereka rela harus menunggu lama hingga pukul 07.00 WIB untuk memulai kegiatan belajar mengajar sebagaimana biasa.

Dedi, salah seorang orang tua siswa yang datang subuh-subuh ke sekolah beserta anaknya, mengaku kondisi tersebut merupakan tradisi dari dulu para orang tua berebut bangku paling depan untuk anak-anaknya. 

Ia beralasan, kalau tidak datang pagi-pagi, maka sudah dipastikan anak-anak tidak kebagian bangku di jajaran depan yang sangat diinginkan orang tua beserta anaknya.

“Di SDN 1 Cilaja ini sudah jadi tradisi, para orang tua siswa di pagi hari datang ke sekolah karena takut anak-anak tidak kebagian bangku sekolah. Para siswa baru ini rata-rata ingin duduk paling depan, makanya harus berangkat pagi hari. Jadi, rebutan bangku setiap ajaran baru sudah menjadi tradisi setiap tahun Kang di Cilaja mah, mungkin di sekolah lain juga ada,” kata Dedi diiyakan Eti, orang tua siswa lainnya.

Pemandangan serupa juga ada di sejumlah sekolah lain di Kuningan, diantaranya di beberapa SD di Kecamatan Jalaksana, Cilimus, Sindangagung, bahkan termasuk di beberapa SD yang ada di wilayah Kota Kuningan. Namun rata-rata hal itu bukanlah menjadi penghalang bagi para orang tua yang ingin anak-anaknya nyaman dalam belajar di sekolah. 

Beberapa diantaranya pun menganggap tidak ada masalah ketika anaknya terpaksa harus duduk di bagian belakang karena deretan depan dan tengah sudah didahului para siswa yang datang subuh-subuh ke sekolah. 

“Oh, gak jadi masalah, kita senang-senang saja ada tradisi rebutan bangku di sekolah dari subuh. Ini tradisi baik juga kok, duduk di depan mungkin supaya anaknya fokus belajar. Tapi tidak berarti yang duduk di belakang menjadikan prestasinya kurang, kembali ke anak-anaknya aja itu mah,” ucap Maman, salah seorang orang tua siswa lainnya yang mengaku kesiangan bangun tidur hingga anaknya menangis karena tidak kebagian bangku di depan. (muh)

Sumber: