Pakai Bahan Bakar Residu, Sehari Bisa “Musnahkan” Sampah 30 Truk

Pakai Bahan Bakar Residu, Sehari Bisa “Musnahkan” Sampah 30 Truk

TEROBOSAN baru alat pemusnah sampah yang ramah lingkungan di Kabupaten Cirebon, belum mendapatkan respon baik dari pemerintah daerah. Padahal masalah sampah di daerah ini  belum bisa terselesaikan.
\"desa
Pemusnah sampah ramah lingkungan. Foto: Dandy/Rakyat Cirebon
Masalah sampah di Kabupaten Cirebon menjadi sorotan semua pihak. Terutama tidak adanya  tempat pembuangan akhir (TPA) sampah yang layak. Yang akhirnya masih banyak tumpukan-tumpukan sampah yang belum bisa diangkut dari tempat pembungan sampah sementara (TPS).

Melihat kondisi seperti itu, beberapa masyarakat Desa Palimanan Barat, Blok Pejagan Asem berinisiatif membuat tempat pemusnahan sampah ramah lingkungan. 

“Alat pemusnah sampah ini ramah lingkungan karena dalam proses pemusnahanya tidak menimbulkan asap, padahal dalam 10 menit kami bisa membakar sampah apapun sebanyak 6 kubik atau 1 truk sampah,” jelas Dodi pemilik alat pemusnah sampah saat ditemui di lokasi tempatnya kerja.

Dikatakan Dodi, alat pemusnah sampah ramah lingkungan yang dibuat oleh timnya ini adalah bentuk kepedulian terhadap persoalan sampah yang tak kunjung selesai. Menurutnya, persoalan sampah ini merupakan tanggung jawab bersama bukan hanya pemerintah, atau masyarakatnya saja.

“Butuh waktu kurang lebih satu tahun agar kami bisa membuat mesin ini bisa dioprasikan dengan baik, dan kemarin baru saja kami buktikan dengan membakar setidaknya 42 kubik atau 7 truk sampah dengan hasil sisa sampah yang telah dibakar kurang dari 1 kubik. Artinya hampir semuanya bisa dimusnahkan dalam mesin ini,” ungkapnya.

Sementara itu, Camat Gempol HM Suharto saat diwawancarai di tempat pemusnahan sampah juga menyampaikan, pihaknya dengan masyarakat yang dalam hal ini pemilik mesin pemusnah sampah sudah menawarkan hasil inovasi ini kepada pemerintah daerah. Tujuannya agar persoalan sampah di Kabupaten Cirebon bisa terselesaikan, namun sampai saat ini belum ada tanggapan yang positif.

Suharto menegaskan, jika nanti inovasi ini tidak direspon maka pihaknya akan membuka peluang bagi siapapun yang mau membuang sampah baik dari kota Cirebon, maupun dari daerah lainnya untuk datang ke tempat pemusnahan sampah.

“Tetapi karena pembuatan ini dibuat dari dana pribadi, tentunya untuk biaya operasional dan pekerja memerlukan biaya. Mesin ini dioperasikan dengan bahan bakar residu yang setiap operasi mesin 1 jam akan menghabiskan residu 120 liter,” terang Suharto.

Lebih dalam Suharto menekankan, mesin pemusnah sampah yang kebetulan dikelola oleh dirinya ini dipastikan ramah lingkungan, karena dengan rancangan mesin sedemikian rupa, proses pembakaran sampah tidak menimbulkan asap, hanya embun itupun tidak berbau.

“Dalam setiap hari dengan alat yang saat ini baru selesai satu dari dua yang dirancang pihaknya bisa membakar sampah sebanyak 20-30 truk dalam satu hari kerja,” bebernya.

Selain pihaknya menawarkan tempat pemusnah sampah, Suharto juga menjelaskan bahwa di dekat lokasi tersebut (tempat pemusnah sampah, red) ada lahan seluar 5 H yang siap digunakan untuk TPA.

“Saat inikan persoalan TPA belum selesai-selesai padahal disini ada lahan 5 H yang siap tamping sampah, ditambah lagi lokasinya strategis,” ungkapnya.

Oleh karenanya, Suharto sangat berharap agar pemerintah daerah bisa serius menangani persoalan sampah, jangan sampai terus dibiarkan begitu saja. (dym)

Sumber: