Bacaleg di Majalengka Masih Malu-malu
Kamis 06-07-2017,14:00 WIB
MAJALENGKA - Meski masih dua tahun lagi untuk pilihan legislatif 2019, beberapa nama sudah tersebar melalui spanduk dan baliho. Hanya saja eksistensi bakal calon legislatif ini belum sesanter nama kandidat bakal calon bupati maupun wakil bupati Majalengka.
|
Baliho pilkada di Majalengka. dok. Rakyat Cirebon |
Para bacaleg ini rupanya masih malu-malu karena masih menunggu Pilkada serentak terlebih dahulu. Namun, kiprah dan eksistensi para caleg ini sudah mulai terlihat di wilayah daerah pilihan (dapil) yang akan menjadi kampanyenya nanti.
Belakangan eksistensi mereka sebagian mengekor ke beberapa kandidat bakal calon bupati yang dinilai punya basis massa yang cukup banyak. Pemerhati sosial yang juga aktif di komunitas, Mahdi SPd mengatakan para calon legislatif seharusnya sudah mulai eksis untuk melihat kepopuleran namanya di masyarakat.
Alasannya, karena saat ini figur anggota legislatif yang terpilih telah melakukan strategi yang sama pada pileg sebelumnya.
\"Kini masih sedikit spanduk yang disertai foto, itu ternyata sebagiannya mau nyaleg. Itu memang harus dilakukan untuk mempopulerkan namanya. Tapi saat ini masih minim, lebih banyak calon kades di wilayah tertentu,\" ujarnya, Rabu (5/7).
Mahdi menambahkan hanya saja dari beberapa nama yang beredar mau nyaleg, tampaknya mereka belum menyentuh lapisan masyarakat. Padahal dari sisi emosional, bertemu langsung tatap muka dengan warga akan menjadi nilai plus tersendiri.
\"Tampaknya para caleg ini masih malu-malu, hadir di masyarakat dengan cara mengikuti bakal calon bupati bertemu masyarakat, mereka numpang nama supaya wajahnya dikenal. Tapi baru beberapa saja, belum santer,\" ujarnya.
Lain halnya dengan yang diungkapkan aktifis mahasiswa, Anharudin Sofyan. Ia mengatakan figur calon legislatif maupun anggota legislatif yang sudah terpilih kurang begitu mengakar kepada masyarakat. Ia berharap agar para caleg tidak mengumbar janji-janji yang muluk, karena masyarakat sudah mulai jengah dengan janji-janji palsu yang mengawang-ngawang.
\"Masyarakat kini mulai cerdas, malah mungkin akan antipati kepada caleg ataupun balon bupati yang mengumbar janji, \'jika terpilih saya akan...\' kalimat-kalimat klise semacam itu sudah tidak akan mempan lagi jika dipakai. Karena kebanyak anggota legislatif yang terpilih kebanyakan melupakan yang telah memilihnya.\" ungkapnya. (hrd)
Sumber: