Permainan Harga Tengkulak Harus Dicegah

Permainan Harga Tengkulak Harus Dicegah

CIREBON - Biasanya, memasuki Ramadan, kerap kali terjadi lonjakan harga, bahkan dimanfaatkan para tengkulak-tengkulak nakal. 
\"pcnu
Pasar murah Ramadan. Foto: Zezen/Rakyat Cirebon
Harga kebutuhan pokok maupun harga barang-barang lainnya menjadi naik tidak terkontrol. Pada akhirnya menjadikan daya beli masyarakatpun berkurang. 

Tetapi ramadan kali ini, perubahan harga tidak terlihat begitu signifikan, sehingga daya beli masyarakat terhitung masih tetap tinggi. 

Terlebih ketika disediakan pasar murah, yang menyediakan harga bahan pokok lebih murah dari pada harga di pasaran. Hal itu seperti yang baru-baru ini diselenggarakan PCNU dengan Polres Cirebon di Desa Japura Kidul Kecamatan Astanapaura Kabupaten Cirebon.

“Kita adakan dalam rangka pencegahan, dalam arti sebagai kontrol terhadap lonjakan harga, dalam arti disini yang kerap kali dimainkan oleh tengkulak-tengkulak untuk memainkan harga,” terang Wakapolres Cirebon Kompol Wadi Sa’bani SH SIK.

Kegiatan itu terang dia, dalam rangka pencegahan. Ketika harga-harga yang diperjualbelikan ternyata berada dibawah harga pasaran, pada akhirnya kata dia, para oknum akan berfikir untuk melakukan tindakan penimbunan. Sehingga dengan sendirinya, lonjakan harga bisa teratasi. 

“Selain itu, memang pihak kepolisian telah melakukan upaya-upaya penegakan hukum juga, kaitannya dengan persoalan penimbunan, dan masalah pangan ini kepolisian telah melakukan penangkapan mulai dari tingkat pusat sampai kedaerah,” terang dia.

Karena yang diperjualbelikan di pasar murah itu merupakan kebutuhan pokok, tutur Wadi,  daya beli masyarakat tetap tinggi. 

Kendatipun dibeberapa titik lokus Cirebon Timur baru saja mengalami gagal panen, baik panen padi disawah, turunnya harga tebu, serta gagal panennya petani garam. “Masih tetap bagus, karena ini kan kebutuhan pokok, kebutuhan sehari-hari,” tegasnya.

Sementara itu Ketua PCNU Kabupaten Cirebon H Azis Hakim menyampaikan kegiatan yang dilaksanakannya tidak lepas dari sering terjadinya lonjakan harga di Bulan Ramadan, akibat dari permainan harga yang dimainkan para tengkulak. 

“Polres itu salah satu institusi yang bisa mengembalikan harga pasar, kita menggandeng mereka,” katanya. 

Hakim mengaku, tindakannya itu diharapkan bisa menjadi salah satu kontribusi dari NU untuk warga nahdiyin. 

Bahkan selama Bulan Suci Ramadan ini tutur dia, pihaknya ingin terus mengadakan kegiatan serupa, mengingat masih banyaknya warga yang membutuhkan.

“Tapi kita tidak bisa sebulan full kan, paling tidak kita bisa mengadakan pasar murah ini di 10 titik,” katanya.

Pasar murah yang diselenggarakannya menyediakan kebutuhan pokok yang diperjualbelikan dengan harga lebih murah dari harga pasaran. 

“Perbedaannya cukup signifikan, misalkan saja, harga telor dipasaran dijual perkilogramnya 23.000 ribu rupiah,  nah dipasar murah ini dijual dengan harga 19.000 ribu rupiah, begitupun dengan beras, ketika dipasaran harga beras paling murahnya Rp9.700 an, nah kita menjual per kilonya 9.000 rupiah,” pungkasnya. (zen)

Sumber: