Hadapi Cobaan, Selalu Jaga Kekompakan

Hadapi Cobaan, Selalu Jaga Kekompakan

SUNGGUH besar karunia Allah kepada hambanya yang bersunguh-sunguh melaksanakan ibadah dengan ikhlas. Apalagi di Tanah suci Mekah dan di bulan Ramadan.
\"umrah
Jamaah umrah Salam Tour. Foto: Pai/Rakyat Cirebon
AKAN muncul sejumlah keajaiban. Seperti harus menjaga lisan. Saya sudah merasakan dua kali “pembalasan” akibat tidak bisa menjaga lisan. 

Pertama, ngomel-ngomel karena ada peserta jemaah yang telat kumpul di bus, eh beberapa jam kemudian saya yang malah tertinggal bus. 

Sempat bercanda kepada jemaah lain, kalau sudah makan mie tidak perlu sahur, eh tak lama setelah itu saya malah ketiduran sampai subuh, sehingga tidak sahur.

Dan yang paling aneh adalah hilangnya jam saya saat Tawaf dan secara misterius ada yang menyerahkan jam itu tepat saat hendak check out dari hotel tempat kami menginap. 

Yang anehnya yang menyerahkan jam tersebut tidak saya kenal. Itulah kuasa Allah sedungguhnya. Agar manusia bisa beriman dan bertaqwa.

Dari perjalanan singkat di tanah haram, baik Madinah maupun Mekkah  bersama Salam Tour banyak pengalaman maupun perjalanan berharga yang bisa saya petik terutama untuk bekal saya dalam beribadah maupun bermuamalah.

Sedangkan terkait kelancaran kegiatan, kunci utamanya adalah kebersamaan, antar satu jamaah dengan jamaah lain. 

Apalagi dalam tubuh  kelompok yang sama. Ibarat sebuah keluarga besar, contoh saat akan melakukan Tawaf kit tidak boleh egois apalagi dalam rombongan  ada yang sudah sepuh, sehingga dibutuhkan kebesaran hati dari rombongan yang lebih muda untuk membimbing.

Dan Alhamdulillah hal itu sudah dibangun oleh pihak travel sehingga nuansa kekeluargaan lebih dikedepankan dibandingkan ego pribadi. Perselisihan atau gesekan antar jemaah pasti terjadi, namun selalu bisa diselesaikan. 

Salah satu contoh saat membahas masalah Mikot, sempat terjadi dua pendapat berbeda, satu kelomok mendesak dilakukan setelah duhur dengan berbagai pertimbangan. Satu kelompok lain meminta agar dilakukan pagi dengan pertimbangan suhu di Mekkah yang mencapai 52 drajat akan mempengaruhi fisik peserta. 

Perdebatan kian meruncing dan tidak ada solusi yang bisa diterima semua pihak termasuk dengan voting sekalipun. Namun Alhamdulilah akhirnya karena demi kebersamaan maka satu kelompok mau mengerti dan menerima keputusan yang dianggap memberikan rasa keadilan bagi semua pihak. (pai)

Sumber: