Sempat Jalani Perawatan Medis, Ketua KPU Berpulang

Sempat Jalani Perawatan Medis, Ketua KPU Berpulang

INDRAMAYU - Innalillahi Wainna Illaihi Roji\'un. Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Indramayu, Drs H Madri berpulang menghadap Illahi diusianya yang ke-53 tahun pada Jumat (26/5) dini hari. Kabarnya, sakit yang menderanya diderita sejak beberapa bulan lalu.
\"ketua
Kenangan H Madri (kedua kanan) bersama anggota KPU. Foto: dok. Rakyat Cirebon
Kabar meninggalnya komisioner yang menjabat untuk kali keduanya itu santer tersiar melalui media sosial. ‎Dan kebenaran informasinya dibenarkan Komisioner Divisi Teknis KPU Kabupaten Indramayu, Pitrahari SIP saat dihubungi Rakcer. \"Betul meninggal, mas. Minta dimaafkan ya kalau ada kesalahan atas kekhilafannya,\" kata dia melalui sambungan telepon.

Disampaikan, almarhum H Madri menghembuskan nafas terakhir sekitar pukul 01.00 di ruang perawatan RS Gunung Jati Cirebon.‎ Perawatan medis terakhir tersebut dijalani sejak Selasa (23/5) sore. Selama menjalani perawatan, kondisinya terus mengalami penurunan. \"Sudah dua bulan sakit. Informasinya dari hasil diagnosa Kang Haji Madri terkena stroke yang menyerang otaknya, lalu menjalar ke organ tubuh lainnya,\" ungkapnya.

‎Setelah dibawa pulang ke rumah duka di Desa Penganjang, Kecamatan Sindang, Kabupaten Indramayu, jenazahnya oleh pihak keluarga dimakamkan sekitar pukul 09.00 di TPU desa setempat. \"Kami merasa sangat kehilangan sosok Kang Haji Madri yang sudah dua periode menjabat komisioner dan sekarang sebagai ketua,\" tuturnya.

Di periode kedua sebagai komisioner KPU, 2013-2018, H Madri dikenal‎ sebagai sosok yang baik, mudah bergaul, ramah, dan selalu menghormati serta menghargai orang lain. Bahkan almarhum yang juga aktif peduli lingkungan itu sosok pekerja keras, memiliki kemampuan, hingga tidak segan untuk berbagi ilmu. \"Kami, saya pribadi khususnya banyak belajar dari almarhum. Benar-benar merasa kehilangan,\" paparnya.

Hal senada dikatakan Komisioner Divisi Logistik, Syayidin. Berpulangnya ketua di lembaga penyelenggara pemilu tersebut pada awal diterimanya kabar sempat tidak memercayainya. Namun setelah memastikan kebenarannya, ia tidak dapat membendung duka yang mendalam. Meski demikian, akhir hayat manusia sudah ditakdirkan dan pasti akan datang kepada siapapun. (tar)

Sumber: