Deklarasi Angklung Dijadikan Ajang Kampanye?

Deklarasi Angklung Dijadikan Ajang Kampanye?

KUNINGAN - Ribuan guru dari berbagai sekolah di Kabupaten Kuningan, menghadiri pagelaran budaya angklung orchestra tahun 2017 yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Kuningan melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, di lapang pandapa paramartha, Minggu (21/5).
\"kuningan
Kuningan angklung orchestra. Foto: Aleh/Rakyat Cirebon
Kegiatan yang menghabiskan anggaran ratusan juta tersebut, agar Pencanangan Kampung Keluarga Berencana (KB), tak hanya sekedar seremoni dan dijadikan ajang kampanye oleh petahana yang akan kembali maju di Pilkada 2018 mendatang.

“Tidak ada kaitannya dengan kampanye dan tidak pernyataan politis, ini murni kampanye angklung sebagai salah satu budaya Kabupaten Kuningan yang harus dilestarikan,” kata Kadisdikbud Dr Dian Rahmat Yanuar kepada sejumlah awak media disela-sela acara.

Menurut Dian, kehadiran para guru dalam pencanangan Kabupaten Kuningan sebagai Kabupaten angklung ini, tak lain adalah untuk mentranspormasikan kepada para murid-muridnya, bahwa angklung ini berasal dari Kuningan yang patut dikembangkan dan dilestarikan.

“Dalam kegiatan ini juga selain memberikan angklung kepada 20 sekolah, juga membagikan 5000 angklung kepada para peserta yang hadir, langkah kedepan juga kita akan membuat sentra-sentra angklung dan memasukan angklung kedalam muatan lokal di tiap-tiap sekolah,” jelasnya.

Diungkapakan Dian, gelar budaya angklung orksetra 2017 ini, kerjasama Kementrian Parawisata dan Kebudayaan, Pemkab Kuningan dan Saung Ujo, untuk mendeklarasikan Kabupaten Kuningan sebagai Kabupaten Angklung.

Dimana salah seorang pecipta angklung yakni bapak Daeng Sutikna melihat bahwa angklung tersebut berpotensi yang kemudian berkomunikasi dengan budayawan angklung bapak Kucrit sehingga terciptalah angklung yang memiliki nada diatonis.

“Jadi sangat tepat jika Kuningan dideklarasikan sebagai Kabupaten Angklung karena angklung sejarahnya dari Kuningan, saya berharap bisa menarik para wisatawan untuk datang ke Kuningan,” terangnya.

Boy Sandi masyarakat Kuningan yang menyaksikan langsung pencanangan Kabupaten Kuningan sebagai Kabupaten Angklung, memberikan apresiasi namun jangan hanya berhenti dititik seremoni saja. “Kegiatan ini jangan hanya berhenti pada pencanangan saja. Tapi lebih penting eksennya. Utamanya para semua pihak untuk turut aktif berpartisipasi sesuai dengan tupoksi masing-masing,\" pintanya, 

Sementara itu, tokoh masyarakat Kuningan H Yusron Kholid mengungkapkan bahwa kegiatan gelar budaya angklung tersebut terkesan hanya ikut-ikutan, bahkan info yang didapat angklung yang digunakan oleh para peserta dan guru berasal dari luar Kuningan, ini sangat disayangkan padahal angklung itu berasal dari Kuningan.

“Saya melihat pagelaran miris Bandung berangklung dan teatherikal di Senayan berangklung, team kreatif bukan sumber daya pituin Kuningan sehingga semangat angklung bukan dari masyarakat, melainkan bagian agenda aji mumpung, karena sudah di canangkan, maka seremonial daerah harus tertampilkan secara apik dan artistik,” tandasnya. (ale)

Sumber: